Ilustrasi globe. Foto: Pixabay/InstagramFOTOGRAFIN |
Setiap ribuan tahun sekali, kutub magnet Bumi berubah jadi berbalik arah. Simpelnya begini, kutub utara berubah menjadi selatan dan kutub selatan menjadi kutub utara.
Perubahan kutub magnet terjadi rata-rata setiap 300.000 tahun, dan terakhir kejadian pada 780.000 tahun silam. Ini bukan hal aneh, karena kutub-kutub telah berbalik arah sebanyak ratusan kali dari 160 juta tahun terakhir, berdasarkan catatan paleomagnetik.
Sejak 1831, ketika kutub utara magnet kita pertama kali ditemukan dengan tepat, ia telah bergeser ke utara-barat laut sejauh lebih dari 1.100 km dan kecepatan migrasinya telah meningkat dari sekitar 16 km per tahun menjadi 55 km per tahun.
Mengapa kutub magnet Bumi berganti arah?
Melansir IFLScience, planet ini memiliki medan magnet yang dihasilkan oleh berbagai proses dari dalam Bumi. Material logam cair mengalir di inti luar, dan saat mendingin, gaya konvektif menciptakan gerakan. Mirip dengan air mendidih di atas kompor. Rotasi Bumi juga mengaduk logam cair yang menghasilkan arus listrik.
Medan magnet planet kita pun mirip dengan magnet batang tetapi jauh kurang stabil. Gayanya terus berubah, medannya juga terus berubah. Akibatnya, lokasi kutub utara dan selatan magnet Bumi secara bertahap bergeser, dan akhirnya akan terbalik sepenuhnya.
Apa dampaknya jika kutub magnet Bumi berbalik arah?
Medan magnet memberikan perlindungan dari serangan partikel dari angin matahari dan sinar kosmik. Selama pembalikan kutub, medan tersebut melemah. Karena itu, ada kemungkinan radiasi yang lebih berbahaya dapat mencapai Bumi. Akan tetapi, tidak bakal sampai membahayakan manusia.
"Manusia dan nenek moyang mereka telah berada di Bumi selama beberapa juta tahun, yang selama itu telah terjadi banyak pembalikan, dan tidak ada korelasi yang jelas antara perkembangan manusia dan pembalikan tersebut. Demikian pula, pola pembalikan tidak sesuai dengan pola kepunahan spesies selama sejarah geologi," jelas British Geological Survey.
Di permukaan Bumi, atmosfer bertindak sebagai 'selimut' pelindung. Namun, jika tidak ada medan magnet, atmosfer akan tetap menghentikan sebagian besar radiasi. Atmosfer melindungi kita dari radiasi berenergi tinggi seefektif lapisan beton setebal sekitar 13 kaki (4 meter).
Namun, intensitas medan geomagnetik yang berkurang dapat memengaruhi hal lain, misalnya teknologi. Dengan potensi perlindungan yang lebih sedikit dari badai matahari, banyak teknologi yang dapat rusak karenanya.
Tambahan, bukan hanya kita yang dapat mengalami kekacauan jika kutub magnet Bumi terbalik. Hewan seperti burung, ikan, dan penyu laut diperkirakan menggunakan medan magnet untuk membantu navigasi, sehingga perubahan apa pun dapat mengubah kompas internal mereka.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Kutub Magnet Bumi Berganti Arah, Apa Dampaknya buat Manusia?"