01 May 2024

Cuaca Panas Ekstrem Juga Melanda Sejumlah Negara Dunia

Situasi Thailand hingga Gaza yang diserang gelombang panas ekstrem. (Foto ilustrasi: REUTERS/CHALINEE THIRASUPA

Cuaca panas ekstrem dalam beberapa pekan terakhir melanda sejumlah negara di dunia. Jutaan orang yang tinggal di beberapa negara di dunia ikut terdampak dari gelombang panas yang terjadi.

Akibatnya, beberapa sekolah terpaksa harus ditutup demi menjaga muridnya terkena serangan panas yang berbahaya bagi kesehatan. Bahkan, kondisi panas yang ekstrem ini menyebabkan kematian.

Thailand

Di Thailand, pemerintah mengeluarkan peringatan baru soal cuaca panas terik pada Kamis (25/4/2024). Kasus meninggal akibat heatstroke atau serangan panas sudah mencapai 30 orang.

Pemerintah kota di Bangkok memberikan peringatan panas ekstrem karena indeks panas diperkirakan bakal meningkat di atas 52 derajat Celcius. Kondisi ini dianggap sangat berbahaya.

India

Korban tewas akibat panas ekstrem juga dilaporkan terjadi di negara bagian India, Kerala. Pada Senin (29/4), dua orang dilaporkan meninggal dunia.

Suhu panas India melonjak mencapai rekor tertinggi 41 derajat Celcius, meningkat 5,5 derajat Celcius di atas suhu normal. Korban tewas merupakan pria berusia 53 tahun dan wanita 90 tahun.

Meski begitu, para ahli medis masih menelusuri kemungkinan penyebab lain kematiannya.

"Kami belum memastikan apakah kematian ini disebabkan oleh gelombang panas. Proses medis untuk memeriksa kematian tersebut sedang berlangsung," kata pejabat penanggulangan bencana negara bagian Shekhar Kuriakose di ibu kota negara bagian Thiruvananthapuram, dikutip dari CNA.

Palestina

Baru-baru ini, Kepala Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini mengatakan dua anak di Jalur Gaza, Palestina, meninggal dunia akibat heat wave atau gelombang panas.

"Kami menerima laporan bahwa setidaknya dua anak tewas akibat gelombang panas," kata Lazzarini dalam unggahannya di X, Sabtu (27/4).

Lazzarini mengatakan selama beberapa hari terakhir, Jalur Gaza dilanda panas ekstrem yang membuat wilayah tersebut semakin mengkhawatirkan. Saat ini, sekitar 1,5 juta warga Palestina di Rafah tinggal di bangunan seperti kaca, yang bisa menghantarkan panas.

Ketika suhu naik, kondisi warga di Gaza semakin memburuk. Orang-orang di sana hanya bisa mendapatkan air kurang dari 1 liter per orang.

"Orang-orang cuma bisa mengakses kurang dari satu liter air per individu untuk minum, mencuci, dan mandi. Dari yang semestinya minimum 15 liter menurut standar Sphere," tulis UNRWA.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Picu Korban Jiwa, Begini Situasi Thailand-Gaza yang Dilanda Cuaca Panas Ekstrem"