20 October 2024

Angka Stunting di DKI Masih Tinggi, Inikah Alasannya?

Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (Foto: Ari Saputra)

Tren kasus stunting di DKI Jakarta ramai disorot calon gubernur (Cagub) DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil. Ia mengaku prihatin masih banyak anak yang dilaporkan mengalami kondisi tersebut di sejumlah wilayah kota besar.

"Masih banyak anak stunting di Jakarta, lima tahun kita kurangi angka stunting, dan tidak hanya saat sudah jadi bayi, karena ini sudah telat," kata Ridwan Kamil saat blusukan ke kawasan Kedaung Kali Angke, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (16/10/2024).

Menurut Ridwan Kamil, stunting seharusnya dicegah sejak masa kehamilan, bahkan saat calon pengantin memutuskan untuk menikah. Pemeriksaan kesehatan, hingga edukasi soal nutrisi si buah hati memang sudah harus disiapkan.

Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, apa penyebab angka stunting di DKI Jakarta masih tergolong tinggi?

Menjawab hal itu, ahli epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan kendala ekonomi dan pola asuh yang kurang optimal masih menjadi 'biang kerok' dari permasalahan stunting.

"Meski Jakarta merupakan kota besar, tapi tidak semua keluarga memiliki akses yang cukup untuk membeli makanan bergizi, kendala ekonomi. Kemudian harga pangan sehat seringkali lebih tinggi dibandingkan makanan cepat saji yang rendah gizi," ujar Dicky saat dihubungi detikcom, Jumat (18/10/2024).

"Kemudian pola asuh yang tidak optimal, di perkotaan orang tua itu seringkali sibuk bekerja ya, sehingga kurangnya pengetahuan dan waktu untuk memberikan makanan yang tepat pada anak bisa berkontribusi pada stunting," lanjut dia.

Selain itu, Dicky menekankan terkait pentingnya mendapatkan akses air bersih dan sanitasi yang buruk. Menurutnya, ini juga menjadi salah satu faktor yang bisa memengaruhi tingginya angka stunting di Jakarta.

"Masih ada kawasan di Jakarta dengan sanitasi buruk dan akses air bersih yang terbatas. Ini jelas berpengaruh pada kesehatan anak, terutama dalam konteks terjadinya infeksi berulang yang mengganggu penyerapan nutrisi, dan tumbuh kembang anak," katanya.

Pemberian nutrisi yang kurang pada masa kehamilan juga bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan angka stunting di perkotaan seperti Jakarta masih tinggi.

Menurut Dicky, pihak-pihak yang bertanggung jawab atas stunting di Jakarta harus segera mengambil langkah percepatan terkait penurunan.

"Pertama intervensi gizi spesifik dan sensitif, termasuk distribusi makanan tambahan bergizi pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. Terus ada peningkatan literasi mengenai gizi seimbang," kata Dicky.

"Perlu adanya akses sanitasi dan air bersih, terutama pada wilayah-wilayah yang masih 'tertinggal' di Jakarta. Sanitasi yang baik akan mengurangi risiko infeksi yang dapat memperburuk gizi anak," pungkasnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Disinggung RK, Kenapa Sih Angka Stunting Masih Tinggi di DKI? Ini Kata Pakar"