14 October 2024

Apa Alasan Pasien Pilih Berobat ke Malaysia atau Singapura?

Ilustrasi Foto: Getty Images/Pornpak Khunatorn

Dokter spesialis penyakit dalam dan onkologi Ronald A Hukom dari Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam (PERHOMPEDIN) menyoroti sejumlah alasan di balik warga Indonesia lebih banyak memilih berobat ke luar negeri. Negara disebut kehilangan pendapatan hingga 170 triliun rupiah imbas tren tersebut.

Ronald menilai, bukan hanya persoalan minim tenaga dokter yang membuat total sekitar 1 juta orang berobat ke negara tetangga setiap tahun, seperti Singapura dan Malaysia. Namun, ketepatan diagnosis, ketersediaan obat, hingga lama waktu pelayanan juga mendukung faktor keinginan warga lebih memilih opsi berobat ke LN.

"Misalnya, ada yang ingin pergi ke Penang dari Kalimantan, meskipun perjalanan darat mereka sampai 8-10 jam, padahal bila ke DKI Jakarta memakai pesawat hanya dua jam," kata dia dalam konferensi pers Sabtu (12/10/2024).

"Satu, mereka merasa di Malaysia pelayanan tidak lebih dari satu minggu. Sementara di Indonesia bisa habis 3 sampai 4 minggu," sebutnya.

Obat Mahal

dr Ronald membenarkan pengobatan kanker relatif mahal. Ada beberapa obat dan perawatan baru kanker yang belum tercover atau ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

"Obat-obat kemoterapi tidak murah, BPJS belum menyetujui obat-obat tertentu karena katanya terlalu mahal, memang ini obat mahal, tetapi penggunaannya terlalu boros tidak ada pengawasan."

Karenanya, yang perlu dicatat menurutnya adalah kontrol atau pengawasan penggunaan obat-obatan terkait, di luar ketentuan.

"Biaya BPJS untuk kanker 5 triliun setahun, ini ada 170 triliun setahun yang dibawa pasien-pasien kita ke LN, jantung nomor satu, kanker nomor dua, mungkin untuk jantung 49 triliun lah. Sekarang bagaimana kita menahan biaya yang cukup besar 1-2 tahun," katanya lagi.

"Tren ini sudah dari 13 hingga 15 tahun yang lalu. Padahal dokter kita tidak kalah dengan luar negeri."

Lama Waktu Pelayanan

Faktor lain yang menjadi pertimbangan pasien memilih berobat ke luar negeri adalah waktu pelayanan. Mengingat jumlah penduduk di Indonesia lebih padat, satu dokter di Indonesia bisa menangani 30 hingga 40 pasien.

"Sementara kalau di Malaysia 10 sampai 20 pasien satu dokter," tutur dia.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dokter Onkologi Bicara Alasan Pasien Kanker Pilih Berobat ke Malaysia-Singapura"