05 October 2024

Apa yang Harus Dilakukan Ortu Bila Anak Sudah Kecanduan Gadget?

Foto: iStock

Di zaman sekarang, gadget menjadi sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari keseharian. Bahkan, banyak anak-anak yang sudah kecanduan bermain gadget.

Hal ini kerap membuat orang tua kewalahan. Di satu sisi, gadget menjadi 'senjata' orang tua agar anak tenang dan tidak rewel.

Namun, di sisi lain orang tua juga sadar bahwa terlalu sering bermain gadget tidak baik untuk kesehatan anak. Lantas, apa yang bisa dilakukan para orang tua untuk mengatasi anak yang sudah terlanjur kecanduan gadget?

Psikolog Ajeng Raviando menjelaskan dalam melarang anak bermain gadget, orang tua perlu memberikan alasan yang jelas. Dengan demikian, anak dapat dengan jelas memahami alasan orang tua melarang mereka bermain gadget berlebihan.

"Semuanya jadi tahu alasannya. Bukan sekadar kayak one way aja, anak-anak nggak dikasih kejelasan mengenai kenapa itu (gadget) nggak bagus buat dia," ujar Ajeng saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (2/10/2024).

Ajeng menambahkan dalam menjelaskan kepada anak, orang tua sebaiknya menggunakan contoh yang sederhana. Hal ini dilakukan agar anak dapat memahami maksud orang tua, misalnya seperti dengan memberikan contoh.

Menurut Ajeng, seringkali orang tua tiba-tiba mendisiplinkan anak tanpa alasan yang jelas. Pola pengasuhan ini bisa membuat anak malah merasa tidak nyaman dan merasa hubungan dengan orang tua tidak menyenangkan.

"Apalagi kalau kita bicara sama anak-anak yang masih usia balita, mana tahu gitu ya, kan dia nggak terlalu paham. Berarti, kita sebagai orang tua yang harus menerangkan dengan bahasa yang mudah dicerna sama anak kita," terangnya.

"Misalnya, 'Main gadget terus kamu tuh jadi kurang gerak', misalnya gitu. Jadi, berikan contoh-contoh yang sederhana, mudah dicerna, dan akhirnya membuat anak juga memahami ada dampak positifnya ketika dia nggak main gadget," pungkas Ajeng.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Anak Telanjur Kecanduan Gadget, Ortu Harus Gimana? Begini Saran Psikolog"