19 October 2024

Bumi Makin Panas, Nasib Manusia di Masa Depan Makin Gawat

Perubahan iklim benar-benar nyata dan buktinya sudah ada di depan mata. Bumi kemungkinan akan menyentuh kenaikan 2,7°C, hampir dua kali dari Paris Agreement! Foto: detik

Perubahan iklim benar-benar nyata dan buktinya sudah ada di depan mata. Bumi kemungkinan akan menyentuh kenaikan 2,7°C, hampir dua kali lipat dari Paris Agreement atau Perjanjian Paris. Perjanjian Paris menetapkan 1,5°C sebagai ambang batas kenaikan rata-rata suhu Bumi akibat pemanasan global.

Angka ini didapatkan dari laporan 2024 State of the Climate yang ditulis oleh banyak ilmuwan internasional. Setiap tahun, ada 35 tanda vital Bumi yang dilacak, termasuk luasnya es laut hingga hutan. Tahun ini, 25 tanda tersebut sudah berada pada tingkat rekor yang mengkhawatirkan.

Manusia tidak terbiasa dengan kondisi Bumi yang makin panas sehingga nasibnya di masa depan bisa gawat. Peradaban manusia muncul selama 10.000 tahun terakhir dalam kondisi yang bersahabat, artinya tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Namun, iklim yang layak huni ini kini terancam untuk anak cucu kita.

Kalau sulit membayangkan kondisi ekstrem untuk anak cucu, lihat contoh yang sudah terjadi sekarang ini saja, deh.

Pertama, munculnya badai tropis yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan intensitas yang meningkat cepat. Sebutlah Badai Helene di Amerika Serikat bagian timur dan Topan Super Yagi di Vietnam.

Lalu, ada kekeringan pada sungai-sungai besar di Brasil dan meninggalkan hamparan dasar sungai yang kosong. Tak luput dari perhatian, setidaknya 1.300 jamaah haji meninggal selama haji tahun ini di Mekkah saat suhu udara di atas 50°C.

Melansir Science Alert, pada nyatanya, konsumsi bahan bakar kita masih jadi permasalahan besar. September lalu, kadar karbon dioksida di atmosfer mencapai 418 ppm. September ini, kadarnya melampaui 422 ppm. Metana, gas rumah kaca yang sangat kuat, telah meningkat pada tingkat yang menyeramkan.

Thomas Newsome Associate Professor Global Ecology University of Sydney dan William Ripple Distinguished Professor and Director Trophic Cascades Program Oregon State University memberikan sejumlah wejangan untuk mencegah kenaikan suhu rata-rata Bumi 2,7°C.

Langkah awal adalah mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Kemudian, reboisasi hutan harus ditingkatkan, sejalan dengan upaya untuk mencegah kebakaran hutan.

"Pemerintah harus memperkenalkan kebijakan penggunaan lahan yang lebih ketat untuk memperlambat laju pembukaan lahan dan meningkatkan investasi dalam pengelolaan hutan untuk mengurangi risiko kebakaran besar yang merusak dan mendorong penggunaan lahan berkelanjutan," tulis mereka.

Setiap negara pun mesti saling membantu. Negara-negara yang lebih kaya harus memberikan dukungan finansial dan teknis. Ini dapat mencakup investasi dalam energi terbarukan, peningkatan infrastruktur, dan pendanaan program kesiapsiagaan bencana.

"Tanpa perubahan drastis, dunia akan mengalami pemanasan sekitar 2,7°C pada abad ini. Untuk menghindari titik kritis yang dahsyat, negara-negara harus memperkuat janji iklim mereka, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mempercepat transisi ke energi terbarukan," tegasnya.



























Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Bumi Diramal Makin Panas, Nasib Manusia Bisa Gawat"