Ilustrasi pasien dirawat. (Foto: Getty Images/Abdullah Durmaz) |
Restoran cepat saji ternama, McDonald's di Amerika Serikat, tengah ramai diperbincangkan. Satu orang meninggal dan 75 orang jatuh sakit saat menyantap salah satu menu dari restoran tersebut.
Puluhan orang mendapatkan perawatan pasca teridentifikasi mengonsumsi hamburger Quarter Pounder McDonald's dengan cemaran bakteri E coli. Tiga hari lalu, pemerintah baru mengidentifikasi korban sekitar 40 orang.
Clarissa DeBock menjadi salah satu pelanggan yang terkena wabah E coli usai memakan menu tersebut. Ia merasa tidak ada yang salah dengan makanannya saat makan malam bersama tunangannya di Golden Arches, di North Platte, Nebraska, bulan lalu.
Namun, lima hari kemudian dia mulai mengalami kram perut, diare, dan mual. Pada 25 September 2024, gejalanya semakin parah hingga segera pergi ke rumah sakit.
"Saya bisa tahu ada yang tidak beres dari kramnya. Anda mengalami kram karena flu dan sebagainya, tetapi itu berbeda," beber DeBock yang dikutip dari NYPost.
Hasil tes mengungkapkan bahwa dia terinfeksi strain E coli 0157:H7. Itu merupakan strain yang sama yang terkait dengan wabah yang ramai baru-baru ini.
Wanita berusia 33 tahun itu mengaitkan penyakitnya dengan burger dari restoran cepat saji itu.
"Saya rasa itu menakutkan, hanya karena Anda mempercayai mereka sebagai tempat makanan cepat saji. Anda menaruh kepercayaan Anda kepada mereka untuk menyediakan makanan yang aman," katanya.
Dalam Peringatan Keamanan Pangan terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC AS) per 25 Oktober, kini telah dilaporkan 75 kasus E coli yang terkait dengan wabah tersebut, 26 di antaranya merupakan kasus baru. Ada juga 22 laporan rawat inap dan 1 kematian di 13 negara bagian.
Menurut laporan, diyakini wabah tersebut berasal dari bawang mentah dari salah satu pemasok mereka, Taylor Farms. Namun, pihak berwenang belum mengesampingkan burger tersebut.
DeBock dilaporkan mengajukan gugatan terhadap McDonald's pada hari Kamis, meminta kompensasi karena kehilangan upah, tagihan medis, dan penderitaan fisik dan emosional.
Ia diduga sebagai orang kedua yang menggugat jaringan makanan cepat saji itu sehubungan dengan wabah tersebut. Sebelumnya, seorang pria Colorado sudah melaporkan kasus yang sama pada awal minggu ini.
Kedua penggugat diwakili oleh Ron Simon, mitra pengelola Ron Simon & Associates, sebuah firma hukum keamanan pangan. Pihaknya mengatakan kepada NBC bahwa ia mewakili total 15 orang yang mengatakan penyakit mereka terkait dengan wabah tersebut, meskipun hanya dua gugatan yang telah diajukan.
Simon mengklaim bahwa salah satu klien mengalami sepsis dan dirawat di rumah sakit selama lebih dari seminggu.
"Ketika pergi ke restoran, Anda percaya bahwa restoran tersebut telah melakukan segala yang mereka bisa lakukan untuk membuat Anda aman, tetapi dalam kasus ini, McDonald's telah melanggar kepercayaan itu," kata Simon.
"Saya menduga akan butuh waktu lama sebelum mereka mendapatkannya kembali."
NYPost telah menghubungi McDonald's dan Simon & Associates untuk komentar lebih lanjut.
Sementara itu, McDonald's menarik penjualan Quarter Pounders di sekitar 20 persen lokasinya di AS. Menurut CDC, gerai-gerai di Colorado, Kansas, Utah, Wyoming, dan sebagian wilayah Idaho, Iowa, Missouri, Montana, Nebraska, Nevada, New Mexico, dan Oklahoma telah menghentikan sementara penggunaan persediaan bawang goreng dan daging sapi mereka saat ini.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pengakuan Wanita yang Masuk RS usai Makan Burger McD, Keluhkan Gejala Ini"