22 February 2025

Kisah Dokter yang Terkena Serangan Jantung Kala Tangani Pasien Serangan Jantung

Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)

Kejadian tak biasa dialami oleh dokter gawat darurat di Timmins and District Hospital (TADH) Kanada bernama Chris Loreto yang mengalami serangan jantung ketika sedang menyelamatkan pasien serangan jantung.

Selama beberapa bulan sebelumnya Loreto memang mengalami nyeri berulang di bagian dadanya. Kondisi itu paling sering muncul ketika ia sedang berolahraga, tapi ia tidak curiga dan mengira itu adalah masalah lambung. Ia sempat mengonsumsi obat refluks asam, namun obatnya tidak memberikan efek apapun.

Rasa nyeri itu akhirnya memuncak pada November 2024 ketika sedang menjalani pertandingan hoki dan menjalar hingga bahu. Lagi-lagi ia mengabaikan rasa nyeri tersebut.

Keesokan harinya ia mendapatkan tugas untuk membantu seorang pasien serangan jantung. Ketika berbicara dengan istri pasien, Loreto menyadari ia mengalami banyak gejala yang sama dengan pasien tersebut.

Pasien pria tersebut juga mengonsumsi obat untuk refluks asam dan pada saat itu Loreto mulai mengerti.

"Kisah pasien itu adalah kisah saya," kata Loreto dikutip dari Science Alert, Rabu (19/2/2025).

Melalui tes darah dan elektrokardiogram terungkap bahwa Loreto memang mengalami serangan jantung. Sejak saat itu, ia mengambil cuti sakit dan menjalani program rehabilitasi yang meliputi pemasangan stent di dalam arterinya agar aliran darah menjadi lancar.

Serangan jantung atau infark miokard terjadi ketika aliran darah terganggu dan oksigen tidak dapat mencapai jantung. Hal ini menghancurkan sel-sel otot jantung dan dapat menyebabkan kerusakan permanen, bahkan kematian.

Gaya hidup yang tidak banyak bergerak, pola makan yang buruk, kebiasaan merokok, dan mengonsumsi alkohol merupakan sederet faktor yang meningkatkan risiko serangan jantung. Masalah kesehatan ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetika dan lingkungan seperti polusi udara.

Loreto menganggap olahraga teratur dapat memperkuat jantungnya sehingga terhindar dari dampak yang lebih buruk. Serangan jantung sering kali datang tiba-tiba tanpa peringatan sebelumnya. Serangan jantung tidak selalu terjadi setelah periode nyeri dada atau bahu, tetapi penting untuk memperhatikan kemungkinan tanda-tanda peringatan seperti mual dan sesak napas.

"Kita hebat dalam merawat orang lain tetapi payah dalam merawat diri sendiri," tandas Loreto.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Cerita Dokter Kena Serangan Jantung saat Tangani Pasien Serangan Jantung"