![]() |
Foto: Dua pendaki wanita bernama Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia saat mendaki Puncak Jaya, Papua, atau Piramida Carstensz. (dokumentasi: Istimewa) |
Pendaki gunung perempuan Lilie Wijayanti dan rekannya, Elsa Laksono meninggal dunia di Puncak Carstensz, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, diduga karena mengalami kedinginan atau hipotermia.
"Dua pendaki lokal yang meninggal dunia dikarenakan hipotermia di Taman Nasional Cartenz," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo dalam keterangannya, Minggu (3/2/2025).
"Kejadian tragis ini diduga kuat diakibatkan oleh Acute Mountain Sickness (AMS). Sebuah kondisi yang seringkali menghantui para pendaki di ketinggian ekstrem," sambungnya.
Acute Mountain Sickness (AMS) merupakan kondisi yang dapat menyerang pendaki gunung, pejalan kaki, pemain ski, atau pelancong di ketinggian, biasanya di alami jika berada di atas 2.400 meter di atas permukaan laut (mdpl). Puncak Cartenz termasuk puncak pegunungan tinggi di Indonesia dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl)
Dikutip dari laman CDC, dataran tinggi membuat bisa membuat pendaki terpapar udara dingin, kelembapan rendah, peningkatan radiasi ultraviolet, dan penurunan tekanan udara, yang semuanya dapat menyebabkan masalah kesehatan. Namun, kekhawatiran terbesar adalah hipoksia, akibat penurunan tekanan parsial oksigen (PO2).
Acute Mountain Sickness (AMS) termasuk dalam kategori Altitude Illness Syndromes atau sindrom penyakit ketinggian dengan beberapa jenis lainnya meliputi high-altitude cerebral edema (HACE), dan high-altitude pulmonary edema (HAPE).
Beberapa gejala yang bisa dialami pendaki akibat AMS ini di antaranya anoreksia, pusing, kelelahan, mual, atau, kadang-kadang, muntah. Gejala biasanya timbul 2-12 jam setelah kedatangan awal di dataran tinggi atau setelah pendakian ke dataran tinggi, dan sering kali selama atau setelah malam pertama.
Laman EMC Healthcare menuliskan sebagian besar kasus AMS bersifat ringan. Gejala membaik dengan cepat saat pendaki mampu menuruni gunung ke ketinggian yang lebih rendah. Kasus yang parah dapat mengakibatkan kematian karena masalah paru-paru (edema paru) atau pembengkakan otak (edema serebral).
Pendaki, terlebih dengan kondisi medis yang mendasarinya bahkan jika terkontrol dengan baik, harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukan perjalanan tersebut.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Apa Itu Acute Mountain Sickness? Dialami 2 Pendaki Carstensz yang Meninggal"