24 May 2025

Ini yang Dilakukan Korsel untuk Naikan Angka Kelahiran, Diantaranya Kencan Buta Massal

Ilustrasi. (Foto: AP/Ahn Young-joon)

Korea Selatan menjadi salah satu negara yang tengah menghadapi masalah rendahnya angka kelahiran. Keengganan anak muda di sana untuk menikah dan memiliki anak menjadi salah satu faktornya.

Sejumlah pemerintah daerah di Korsel pun melakukan berbagai upaya, termasuk mengadakan acara kencan buta massal, menanggung biaya kencan, hingga memberikan subsidi sebagian biaya pernikahan bagi pasangan yang berhasil dijodohkan.

Dikutip dari Korea Herald, pada tahun 2024 tingkat kesuburan di Korsel berada pada angka yang sangat rendah, yakni 0,75. Angka tersebut sedikit meningkat dari 0,72 pada tahun sebelumnya, tetapi masih menjadi yang terendah di antara negara anggota OECD (Organization for Economic Co-operation and Development).

Berdasarkan survei dari Korea Population, Health and Welfare Association, ada sekitar 26,7 persen wanita dan 18 persen pria lajang yang tidak berniat menikah.

Pemerintah metropolitan Seoul pada Senin mengumumkan acara perjodohan untuk mempertemukan para lajang di Taman Banpo Hangang. Acara yang rencananya bakal dilaksanakan pada 21 Juni ini akan menyediakan rekreasi naik perahu, percakapan satu lawan satu, permainan, hingga sesi konsultasi kencan.

Acara perjodohan di Seoul mengharuskan pelamar untuk menyerahkan dokumen yang memverifikasi pekerjaan dan status perkawinan mereka. Penyelenggara juga memeriksa sistem untuk memastikan tidak ada pelaku seks terpidana yang memasuki acara tersebut.

Mereka akan menyeleksi peserta sehingga terpilih 50 pria dan 50 wanita tiap periode acara. Pasangan-pasangan yang berhasil cocok akan menerima kupon untuk biaya kencan total 10 juta won (Rp 11,8 juta).

Pada Desember, pemerintah Seoul menuturkan acara perjodohan adalah proyek utama untuk meningkatkan angka kelahiran yang begitu rendah, meski ketika pertama kali dilakukan pada November belum disebut sebagai program resmi.

Selain Seoul, pemerintah Incheon juga membuat acara serupa. Pada Maret, mereka mengumumkan bakal menyelenggarakan lima acara perjodohan dari Bulan Juni sampai November 2025. Mereka bakal mengundang 100 peserta kelahiran 1986 sampai 2001 untuk ikut, tiap event.

Pasangan yang dijodohkan bakal menerima kupon kencan dan pihak penyelenggara berencana memberi subsidi tambahan untuk biaya pernikahan bila akhirnya berencana menikah.

Acara-acara ini rupanya disambut baik oleh masyarakat setempat. Banyak dari mereka memang merasa kesulitan untuk mendapatkan pasangan lantaran kesibukan bekerja.

"Pekerjaan saya dan usia saya membatasi kesempatan berkencan. Saya dapat mempercayai (program) tersebut karena Seoul memeriksa latar belakang pelamar," kata salah satu pendaftar di Seoul.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Korsel Mati-matian Tingkatkan Angka Kelahiran, Sampai Bikin Kencan Buta Massal"