30 June 2025

Asal Usul COVID-19: Teori Kebocoran Lab Wuhan Menguat?

Foto: AFP via Getty Images/HECTOR RETAMAL

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa semua kemungkinan asal usul pandemi COVID-19 masih terbuka, termasuk teori kebocoran laboratorium. Hal ini disampaikan setelah penyelidikan selama empat tahun belum juga membuahkan kesimpulan, akibat keterbatasan akses data penting.

Dalam konferensi pers, Jumat (27/6/2025), Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menegaskan belum ada satu pun teori yang bisa dipastikan.

"Semua hipotesis masih harus berada di atas meja, termasuk penularan dari hewan dan kebocoran laboratorium," ujar Tedros, dikutip dari CNA.

Sebuah laporan dari Scientific Advisory Group for the Origins of Novel Pathogens (SAGO) menyebutkan, berdasarkan bukti ilmiah yang tersedia, penularan dari hewan ke manusia masih menjadi teori yang paling kuat. Namun, ketua SAGO Marietjie Venter menekankan bahwa asal usul virus belum bisa dipastikan tanpa data tambahan.

"Selama belum ada informasi tambahan atau bukti baru, asal-usul SARS-CoV-2 dan bagaimana virus ini menjangkiti manusia akan tetap belum bisa disimpulkan," katanya.

Teori kebocoran laboratorium, lanjut Venter, juga belum bisa ditelusuri lebih jauh karena kurangnya data penting. Tedros secara terbuka menyebut kurangnya kerja sama dari pihak China, sebagai hambatan besar dalam penyelidikan ini.

"China belum memberikan ratusan urutan genetik dari pasien awal, data detail tentang hewan di pasar Wuhan, maupun informasi soal penelitian dan keamanan laboratorium di Wuhan," tegasnya.

WHO juga telah meminta akses ke laporan intelijen dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, yang pada masa pemerintahan Donald Trump sempat mendukung teori kebocoran lab sebagai sumber pandemi.

Tedros menyebut mengungkap asal usul COVID-19 adalah kewajiban moral untuk menghormati jutaan korban jiwa dan mencegah wabah di masa depan.

"Virus ini terus bermutasi, mengambil nyawa, dan meninggalkan beban panjang seperti long COVID," ujar Tedros.

SAGO sendiri berkomitmen untuk terus mengevaluasi bukti ilmiah terbaru. Namun, laporan menyebut permintaan data ke negara lain seperti Jerman dan AS juga belum membuahkan hasil.

Menariknya, laporan SAGO kali ini juga diwarnai dinamika internal. Satu anggota mengundurkan diri dan tiga lainnya meminta namanya dihapus dari laporan.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "WHO Bicara Lagi soal Asal Usul COVID-19, Teori Kebocoran Lab Wuhan Menguat?"