![]() |
Foto: Ilustrasi penggunaan minyak goreng (Getty Images/iStockphoto/trangiap) |
Minyak goreng merupakan bahan dapur yang hampir selalu digunakan dalam memasak. Namun, sebagian orang memilih untuk menggunakan kembali minyak goreng bekas beberapa kali.
Seringkali, penggunaan minyak berulang juga ditemukan di makanan yang dibeli di luar rumah. Padahal, kebiasaan ini bisa berdampak buruk pada kesehatan. Penting untuk mengetahui batas aman penggunaan minyak goreng bekas.
Pemanasan minyak biasanya akan mencapai suhu 100 derajat, bahkan lebih. Ketika melakukan deep frying, suhunya bisa mencapai 200-an.
"Itu banyak perubahan terjadi pada minyaknya, jadi ya asam-asam lemaknya jadi berubah, trans fat namanya, lemak minyak trans itu bahaya buat kesehatan," kata Ketua Umum PERGIZI Pangan Prof Dr Ir Hardinsyah, MS, kepada detikcom, beberapa waktu lalu.
Sehingga, disarankan untuk menggunakan 1-2 kali minyak jelantah. Jangan sampai minyak jelantah dipanaskan lebih dari dua kali.
"Jadi kalau orang mampu sih, saya sarankan sekali aja jelantahnya digunakan untuk yang lain kalau kurang mampu ya maksimum sampai 2 kali lah jangan sampai lebih dari 2 kali dipakai lagi," imbuhnya.
Bahaya Minyak Goreng Bekas Jika Dipakai Ulang Terlalu Banyak
Minyak yang dipanaskan berulang kali bisa memicu kanker, menyebabkan peradangan, hingga meningkatkan asam lambung.
1. Membuat Minyak Bersifat Karsinogenik
Segala sesuatu yang bersifat karsinogenik berpotensi menyebabkan kanker. Dikutip dari laman Times of India, banyak penelitian yang menunjukkan bagaimana aldehida (unsur beracun) terbentuk saat minyak kembali dipanaskan.
Salah satunya adalah penelitian di tahun 2020 yang bahwa penggunaan minyak goreng secara berulang dikaitkan dengan dengan munculnya senyawa karsinogenik, seperti polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH).
Dikatakan bahwa konsumsi minyak yang digunakan secara berulang menyebabkan tingginya insiden gentokoksik (kerusakan materi genetik), mutagenik (mutasi DNA), tumorigenik (memicu tumor), dan berbagai jenis kanker. Adapun beberapa jenis kanker dikaitkan dengan penggunaan minyak berulang meliputi kanker paru, payudara, kolorektal, dan prostat.
2. Menyebabkan Peradangan
Memasak makanan dengan minyak goreng bekas juga bisa meningkatkan radikal bebas dalam tubuh yang dapat menyebabkan peradangan. Sebagai informasi, peradangan merupakan akar penyebab dari sebagian besar penyakit, seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes. Peradangan yang tinggi juga bisa menurunkan kekebalan tubuh sehingga membuat tubuh rentan terkena infeksi.
3. Meningkatkan Kolesterol LDL
Makanan yang dimasak dengan minyak yang sudah menghitam dan dipanaskan kembali sepanjang hari bisa meningkatkan kadar LDL atau kolesterol jahat. Kadar kolesterol jahat tinggi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan nyeri dada.
4. Meningkatkan Asam Lambung
Jika rasa terbakar di perut dan tenggorokan semakin sering terjadi, bisa jadi minyak goreng yang dipanaskan ulang menjadi penyebabnya. Jadi, hindari makan makanan cepat saji dan gorengan jika memiliki asam lambung.
Cara Mencegah Minyak Dipanaskan Ulang
Untuk mencegah penggunaan minyak goreng yang dipanaskan ulang, ikuti sejumlah cara berikut:
1. Masak Makanan dalam Jumlah Kecil
Cara ini efektif untuk mengurangi penggunaan minyak goreng berlebih. Selain itu, memasak makanan dalam jumlah yang kecil juga bisa membantu dalam mengendalikan porsi makan.
2. Tidak Mencampurkan Minyak Goreng Bekas dan Baru
Minyak goreng bekas akan mengalami polimerisasi dari pemanasan berulang. Dikutip dari laman Scienific India, proses tersebut menghasilkan senyawa alheida, peroksida, dan radikal bebas yang berbahaya.
3. Cukup Pakai Minyak Bekas Dua Kali
Seperti yang sudah dijelaskan, pemakaian minyak bekas boleh digunakan maksimal dua kali. Sehingga hal ini dapat dilakukan demi mencegah mendapatkan bahaya dari penggunaan minyak berulang.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bahaya Minyak Goreng Bekas Jika Dipakai Ulang Terlalu Banyak"