05 July 2025

Pakar Sebut Kebiasaan Minum Obat Seperti Ini Bisa Merusak Ginjal

Foto: Getty Images/ArtistGNDphotography

Beberapa jenis obat memang dapat dikonsumsi tanpa resep dokter. Salah satu jenis obat yang paling sering dikonsumsi secara mandiri adalah obat pereda nyeri. Meski relatif aman dan mampu meredakan rasa sakit dengan cepat, konsumsi yang tidak terkontrol dalam jangka panjang bisa membahayakan, terutama bagi kesehatan ginjal.

Obat pereda nyeri sering dijadikan solusi instan ketika keluhan seperti sakit kepala, nyeri otot, atau pegal-pegal muncul. Sayangnya, banyak orang terus mengulangi kebiasaan ini hingga berminggu-minggu, dan kembali mengonsumsi obat saat nyeri datang lagi, tanpa berkonsultasi ke fasilitas kesehatan.

Waspadai Risiko Jangka Panjang

Guru Besar Farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Zullies Ikawati, mengingatkan penggunaan obat pereda nyeri tanpa pemantauan medis tetap memiliki risiko, meskipun dikonsumsi sesuai dosis.

"Tanpa pengawasan medis, konsumsi analgesik jangka panjang tetap dapat menimbulkan efek samping," tegas Prof Zullies saat dihubungi detikcom Rabu (2/7/2025).

Jenis obat pereda nyeri yang paling umum digunakan adalah paracetamol dan obat dari golongan NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs) seperti ibuprofen, diclofenac, dan naproxen. Meskipun paracetamol relatif lebih aman, keduanya tetap berpotensi menimbulkan gangguan pada ginjal.

Kok Bisa Rusak Ginjal?

Obat NSAID bekerja dengan menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin, yaitu zat yang berperan dalam menimbulkan rasa sakit dan peradangan. Namun, prostaglandin juga penting dalam menjaga fungsi lambung dan ginjal.

Ketika sintesis prostaglandin terganggu, hal ini bisa berdampak pada penurunan aliran darah ke ginjal, sehingga fungsi penyaringan ginjal menurun. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal kronis, nefritis interstisial, hingga gagal ginjal akut, terutama pada lansia atau orang dengan gangguan ginjal, tekanan darah tinggi, dan dehidrasi.

Demi menghindari risiko ini, Prof Zullies menyarankan obat pereda nyeri digunakan hanya saat benar-benar diperlukan, serta sesuai dosis yang dianjurkan. Selalu membaca label obat dan konsultasikan ke dokter jika rasa nyeri tidak juga membaik.

"Gunakan dosis efektif paling rendah untuk durasi sesingkat mungkin," tegasnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Profesor Farmasi Ingatkan Kebiasaan Minum Obat Seperti Ini Bisa Merusak Ginjal"