11 August 2025

Studi: Partikel Mikroplastik Ditemukan di Udara Bebas yang Dihirup Tiap Hari

Ilustrasi mikroplastik. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Khanchit Khirisutchalual)

Ribuan partikel mikroplastik yang sangat kecil hingga dapat menembus jauh ke dalam paru-paru ternyata terdapat di udara yang dihirup setiap hari dalam rumah maupun mobil. Temuan ini diungkap dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan Rabu lalu di jurnal PLOS One.

Menurut penelitian tersebut, partikel-partikel ini kemungkinan berasal dari degradasi benda-benda berbahan plastik seperti karpet, tirai, furnitur, tekstil, serta bagian interior mobil yang mengandung plastik.

"Orang menghabiskan rata-rata 90 persen waktunya di dalam ruangan termasuk di rumah, tempat kerja, toko, dan saat berada dalam kendaraan, serta sepanjang waktu itu mereka terpapar polusi mikroplastik melalui proses pernapasan tanpa menyadarinya," kata penulis utama studi Jeroen Sonke dan Nadiia Yakovenko dalam pernyataannya, dikutip dari CNN, Jumat (8/8/2025.

Sonke merupakan direktur riset di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional (CNRS) yang terafiliasi dengan Universitas Toulouse, Prancis. Sementara Yakovenko adalah peneliti pascadoktoral di bidang geosains lingkungan di universitas tersebut.

Meski riset terkait masih berlangsung, para peneliti mengkhawatirkan paparan jangka panjang terhadap mikroplastik dan zat tambahan kimianya dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan. Beberapa di antaranya termasuk gangguan pernapasan, ketidakseimbangan hormon (gangguan endokrin), peningkatan risiko gangguan perkembangan saraf, cacat lahir, infertilitas, penyakit kardiovaskular, dan kanker.

Dalam studi tersebut, diperkirakan orang dewasa dapat menghirup sekitar 68.000 partikel mikroplastik per hari dari udara di dalam ruangan, jumlah ini 100 kali lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, menurut tim Sonke.

"Temuan ini memperkuat bukti bahwa mikroplastik ada di mana-mana dan bisa masuk ke tubuh manusia melalui berbagai cara yang tak terduga," ujar Sherri "Sam" Mason, peneliti mikroplastik sekaligus direktur Proyek NePTWNE di Universitas Gannon, Erie, Pennsylvania.
(NePTWNE merupakan singkatan dari Nano & Polymer Technology for Water and Neural-networks.) Mason tidak terlibat dalam studi ini.

Temuan di Organ TubuhPara ilmuwan telah mendeteksi mikroplastik di testis dan penis manusia, darah, jaringan paru-paru dan hati, urine, feses, ASI, hingga plasenta. Sebuah studi pada Februari lalu bahkan menemukan jumlah mikroplastik setara satu sendok teh di jaringan otak manusia.

Sementara studi lain pada Maret 2024 menemukan orang yang memiliki mikroplastik di jaringan arteri karotis dua kali lebih berisiko mengalami serangan jantung, stroke, atau meninggal karena sebab apa pun dalam waktu tiga tahun ke depan dibandingkan mereka yang tidak memiliki mikroplastik.

"Ukuran partikel ini sangat memprihatinkan, karena semakin kecil ukurannya, semakin besar potensi dampaknya terhadap kesehatan manusia," ujar Mason, yang dikenal sebagai salah satu ilmuwan pertama yang mengukur mikroplastik dalam air kemasan.

Kimberly Wise White, salah satu petinggi American Chemistry Council, yang mewakili industri plastik tetap memberikan catatan terkait studi.

"Penelitian ini hanya menggunakan sampel yang sangat kecil dan bahkan mengakui adanya tingkat kontaminasi sebesar 18 persen, yang tentu menimbulkan pertanyaan mengenai keakuratan hasilnya," kata White melalui email.

Menurutnya, dibutuhkan penelitian tambahan dengan metode yang sudah tervalidasi dan asumsi paparan yang distandardisasi sebelum bisa menarik kesimpulan pasti mengenai dampak kesehatan dari mikroplastik.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Partikel Mikroplastik Bisa Cemari Udara di Dalam Rumah, Seserius Ini Efeknya"