![]() |
Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/KatarzynaBialasiewicz |
Seorang wanita berusia 50 tahun sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya telah mengidap kanker. Tanpa gejala apapun, dia tak tahu kalau kanker ovarium diam-diam telah menyerang tubuhnya dan mulai menyebar.
Dikutip dari laman New York Post, wanita bernama Louise Altese-Isdori ini tidak pernah berpikir untuk memantau kesehatan ovariumnya, tapi dokter fertilitasnya menyarankan dia menjalani sonogram transvaginal setiap enam bulan.
Dalam sebuah pemeriksaan, dokter menemukan kista besar di ovariumnya, padahal dia mengaku tidak merasakan apa-apa. Sebab ukurannya yang besar, dokter meminta tes darah Ova 1 untuk memeriksa apakah tumornya adalah kanker. Hasilnya menunjukkan negatif, begitu pula tes kedua pada sebulan berikutnya.
Namun, kista itu tetap ada. Dia kemudian mengikuti saran dokter untuk mengangkat indung telurnya dan tidak berencana punya anak lagi.
Ketika dokter bedah akan melakukan prosedur tersebut, dia melihat hasil USG dan menampakkan ekspresi muram di wajahnya.
"Saya tidak ingin menakut-nakuti Anda karena hasil tes Anda negatif, tapi saya tidak suka keadaannya sekarang," kata dokter kepada Altese.
"Saya harus membawa Anda ke sana sesegera mungkin untuk mengangkat indung telur Anda," ungkap dokter tersebut.
Dia menjalani operasi dan dan dokter melihat bahwa tubuhnya dipenuhi kanker. Biopsi mengkonfirmasi diagnosis kanker ovarium stadium 4B, tahap paling lanjut yang berarti sudah menyebar ke organ jauh. Di Amerika Serikat, hanya 31 persen orang dalam didiagnosis pada tahap tersebut yang hidup lima tahun kemudian.
"Saya benar-benar terkejut. Saya terus menunggu seseorang mengatakan bahwa mereka telah melakukan kesalahan," kata Altese-Isidori.
Tujuh Organ Diangkat
Altese kembali menjalani operasi. Setelah prosedur dilakukan, bekas luka sayatannya membentang hingga ke seluruh tubuhnya.
"Ada kanker di usus besar saya, hati saya, sudah ada di dada saya, dan saya merasa baik-baik saja," katanya.
Limpa, usus, buntu, kantong empedu, rahim, ovarium, tuba falopi, dan lapisan perutnya diangkat karena semuanya penuh dengan kanker.
Dokter berhasil menyelamatkan sebagian besar hati dan usus besarnya. Tapi, dia membutuhkan kantong kolostomi yang dihubungkan ke lubang kecil di perut bagian bawahnya.
"Saya akan berkata pada diri sendiri, 'Sudah, cukup. Cukup pesta kasihannya. Kita masih banyak yang harus dilakukan,'" katanya setelah dirawat di rumah sakit selama 18 hari.
Dia kemudian menjalani kemoterapi hingga operasi pengangkatan kantong kolostomi. Tes CA 125 (untuk mengukur protein yang sering meningkat pada kanker ovarium) telah kembali ke kadar normal.
Kini, dia meningkatkan kesadaran tentang kanker ovarium dan mendesak para wanita untuk melakukan skrining dini. Meski Altese tidak merasakan gejala apapun, seringkali ada tanda-tanda dari penyakit ini, tapi biasanya sangat samar. Umumnya, gejala kanker ovarium di anaranya kembung, cepat merasa kenyang, perubahan kebiasaan buang air besar atau buang air kecil, kelelahan, sera nyeri panggul punggung, atau perut.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kisah Wanita Idap Kanker Tanpa Rasakan Gejala, Berakhir Kehilangan 7 Organ"