07 November 2025

Lumba-lumba Ini Terdampar di Pantai Akibat Kerusakan Otak

Lumba-lumba. (Foto: Vyacheslav Oseledko/AFP/File)

Sebuah studi baru yang mengkhawatirkan meneliti 20 lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) yang terdampar di Indian River Lagoon, Florida, antara tahun 2010 hingga 2019.

Hasilnya: kerusakan otak yang mirip dengan penyakit Alzheimer pada manusia mungkin menjadi salah satu alasan mengapa lumba-lumba ini kehilangan arah dan terdampar di pantai.

Dikutip dari Science Direct, para peneliti menghubungkan tanda-tanda neurodegenerasi pada lumba-lumba ini dengan perubahan iklim melalui ledakan alga dan bakteri beracun yang semakin sering terjadi di perairan yang lebih hangat.

Perubahan pada otak lumba-lumba

Analisis terhadap otak lumba-lumba yang terdampar mengungkapkan perubahan ekspresi gen dan kerusakan yang khas pada penyakit Alzheimer manusia, seperti penumpukan protein.

Namun, ada perbedaan mencolok pada lumba-lumba yang terdampar selama musim ledakan alga (algal bloom). Otak lumba-lumba menunjukkan kadar neurotoksin 2,4-diaminobutyric acid (2,4-DAB) yang 2.900 kali lebih pekat dibandingkan lumba-lumba yang terdampar saat tidak ada ledakan alga.

Bukti kuat ini menunjukkan efek berbahaya dari ledakan yang dipenuhi cyanobacteria, dan ini dapat menjelaskan hilangnya kemampuan navigasi dan memori yang menyebabkan lumba-lumba terdampar.

Ancamannya Meluas ke Manusia

Penting dicatat bahwa lumba-lumba secara alami memang dapat mengembangkan masalah otak yang menyerupai Alzheimer seiring bertambahnya usia. Namun, studi ini menunjukkan bahwa masalah ini dipercepat dan diperburuk oleh ledakan alga beracun.

Risiko dari fenomena ini tidak hanya terbatas pada lumba-lumba. Ledakan alga ini berbahaya bagi banyak jenis kehidupan laut, yang kemudian menimbulkan efek berantai di sepanjang rantai makanan, dan pada akhirnya dapat mencapai manusia.

"Karena lumba-lumba dianggap sebagai penanda lingkungan untuk paparan racun di lingkungan laut, ada kekhawatiran tentang masalah kesehatan manusia yang terkait dengan ledakan cyanobacterial," kata ahli toksikologi David Davis, dari University of Miami.

Meskipun studi ini berfokus pada lumba-lumba, para peneliti mencatat bahwa pergeseran mendasar yang menyerupai Alzheimer di otak adalah sama. Para ilmuwan menduga bahwa paparan neurotoksin ini dapat menjadi jalur potensial yang mengarah pada berbagai jenis neurodegenerasi pada manusia, termasuk demensia.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bukti Bumi Rusak, Lumba-lumba Mulai Tunjukkan Masalah Kesehatan Otak"