![]() |
| Ilustrasi (Foto: iStock) |
Secara umum, pria memiliki tinggi badan sekitar 13 sentimeter lebih tinggi daripada wanita. Para ilmuwan meyakini perbedaan ini terutama dipengaruhi oleh hormon seks dan gen pertumbuhan. Meski sudah banyak penelitian yang mencoba mengidentifikasi gen khusus pada pria yang berperan dalam perbedaan tinggi badan ini, mekanisme genetik pastinya masih belum sepenuhnya dipahami.
Diketahui bahwa hormon seperti androgen testikular berperan besar dalam membuat pria tumbuh lebih tinggi dibanding wanita setelah masa pubertas. Namun, para peneliti masih belum sepenuhnya memahami bagaimana interaksi antara hormon seks dan faktor genetik tersebut memengaruhi tinggi badan seseorang.
Selama ini, berbagai upaya untuk menemukan gen pertumbuhan spesifik pada kromosom Y, yang hanya dimiliki oleh pria, belum membuahkan hasil. Karena itu, perhatian ilmuwan kini tertuju pada gen SHOX, gen yang berperan dalam pertumbuhan tulang dan terdapat pada kedua kromosom seks, X dan Y, sehingga dimiliki baik oleh pria maupun wanita. Hal ini diterbitkan dalam dua studi baru yang dipublikasikan dalam Journal of Human Genetics.
Awalnya gen ini tidak dianggap sebagai kandidat gen yang menjelaskan perbedaan tinggi badan antara pria dan wanita. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa SHOX diekspresikan atau bekerja lebih aktif pada jaringan tubuh pria dibanding wanita. Artinya, meskipun gen ini tidak eksklusif dimiliki oleh pria, tingkat aktivitasnya yang lebih tinggi bisa menjadi alasan biologis mengapa rata-rata pria lebih tinggi.
Temuan ini diperkuat oleh studi lain yang menganalisis data tinggi badan dan genom dari lebih dari 928 ribu orang. Dari jumlah tersebut, sebagian kecil memiliki jumlah kromosom seks yang tidak biasa. Hasilnya, individu dengan kromosom Y tambahan cenderung memiliki tinggi badan lebih 3,1 sentimeter dibanding mereka dengan kromosom X tambahan.
Karena SHOX merupakan satu-satunya gen yang berhubungan dengan pertumbuhan pada kromosom tersebut, perbedaan ini menunjukkan bahwa variasi ekspresi gen inilah yang berpengaruh pada tinggi badan.
Penelitian yang sama juga menemukan kelainan pada gen SHOX menyebabkan penurunan tinggi badan yang signifikan, sekitar 18,6 sentimeter pada pria dan 8,9 sentimeter pada wanita. Temuan ini kembali menguatkan bahwa gen SHOX memiliki pengaruh yang jauh lebih besar terhadap pertumbuhan tubuh pada pria dibanding wanita.
"Temuan ini konsisten dengan hipotesis bahwa berkurangnya ekspresi SHOX pada wanita menghasilkan perbedaan tinggi badan antara kedua jenis kelamin," tulis penulis studi kedua, dikutip dari IFL Science.
Dengan melihat hasil dari dua penelitian tersebut, para peneliti menyimpulkan bahwa gen SHOX yang terdapat pada kromosom seks memang berperan dalam mengatur tinggi badan seseorang hingga usia dewasa. Namun, mereka juga menekankan bahwa gen ini kemungkinan bukan satu-satunya faktor yang menentukan perbedaan tinggi badan antara jenis kelamin.
Para ilmuwan tidak menutup kemungkinan adanya gen atau molekul RNA lain di kromosom seks yang belum teridentifikasi dan mungkin turut memengaruhi tinggi badan dengan cara yang berbeda antara pria dan wanita.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Terungkap! Ini Penjelasan Ilmiah Mengapa Pria Lebih Tinggi daripada Wanita"
