06 December 2025

Cerita Pencicip Makanan China: Telan Ribuan Kalori Hingga Makan 'Tahu Busuk'

Foto ilustrasi: Getty Images/MonicaNinker

Di China, ada satu pekerjaan yang dianggap sebagai 'pekerjaan impian', yakni pencicip makanan. Profesi ini tengah menjadi sorotan setelah video tentang rutinitas kerja mereka viral di media sosial.

Di balik anggapan pekerjaan yang penuh kebahagiaan, justru menyebut tugas mereka menuntut standar yang tinggi. Bahkan disertai kenaikan berat badan.

Para pencicip ini bekerja untuk perusahaan makanan ringan, pabrik makanan, hingga jaringan supermarket. Pendapatan mereka rata-rata mencapai 10.000 yuan atau sekitar Rp 22 juta per bulan.

Meski begitu, pekerjaan yang tampak sederhana ini ternyata memiliki tuntutan fisik dan mental yang berat.

Mencicipi Puluhan Sampel Dalam Sehari

Tugas utama mereka adalah mendeteksi perubahan rasa sekecil apapun, mulai dari kadar lemak susu, tekstur, tampilan, hingga lamanya aftertaste suatu produk. Di musim panas, pencicip es krim bisa menghabiskan 40-50 sampel per hari.

Sementara pencicip makanan rebus, harus menilai puluhan kotak daging di ruang bersuhu rendah.

Salah satu pencicip makanan dari sebuah perusahaan makanan ringan, Mei Wan, mengatakan ia bisa mengonsumsi lebih dari 2,5 kg sampel dalam satu pagi. Angka ini setara dengan lebih dari 8.400 kJ, jumlah kalori harian orang dewasa.

Setiap sesi mencicipi selalu ditutup dengan laporan detail berisi ribuan karakter. Hasil evaluasi ini menentukan apakah sebuah produk layak dipasarkan atau harus diformulasi ulang.

Rutin Cek 'Stinky Tofu' hingga Uji Laboratorium

Pencicip makanan lainnya, 'Swallow' (nama samaran), mengaku harus mencicipi aneka produk mulai dari tahu busuk atau stinky tofu hingga kacang-kacangan. Ia memeriksa kebersihan, tekstur kulit, hingga memastikan tidak ada bagian yang rusak.

Sebelum menutup laporan, Swallow bahkan melakukan pengujian laboratorium untuk mendeteksi racun atau mikroorganisme. Ia mengatakan bahwa mayoritas pencicip makanan memiliki latar belakang kimia, biologi, atau teknologi pangan.

"Banyak orang mengira pekerjaan ini mudah. Padahal, standarnya sangat tinggi," bebernya, dikutip dari South China Morning Post.

Punya Aturan Ketat

Pekerjaan ini diatur dengan protokol khusus. Pencicip pria dilarang merokok dan minum alkohol. Sementara para wanita tidak boleh memakai riasan atau cat kuku.

Semua pekerja wajib menjalani diet hambar, agar sensitivitas indra perasanya tetap optimal. Para ahli industri menyebut dibutuhkan setidaknya tiga tahun untuk melatih seorang pencicip tingkat atas.

Sebab, sensitivitas indra perasa dapat menurun seiring bertambahnya busia. Banyak pencicip menghadapi dilema karier saat memasuki usia 30-an.

Risiko Kesehatan yang Mencintai

Seorang ahli pencicip dengan nama akun 'Little Grey Who Tries Hard to Eat' memposting video dirinya saat menimbang berat badan sebelum dan sesudah bekerja. Setelah itu, ia melahap udang rebus serta leher Bebek, lalu berkumur untuk menyegarkan lidah.

"Sering setelah bekerja, data malah ingin muntah melihat makanan. Tapi, mencicipi harus tetap serius. Itu tanggung jawab kami agar produk aman," katanya.

Tingginya jumlah sampel makanan yang harus dimakan, pekerjaan ini membawa risiko kesehatan seperti gangguan pencernaan, kejenuhan terhadap makanan, hingga kenaikan berat badan. Beberapa perusahaan bahkan menawarkan 'subsidi kenaikan berat badan' sekitar 200 yuan atau Rp 400 ribu, untuk setiap setengah kilogram berat badan tambahan per minggu.

Swallow mengaku berat badannya naik 10 kg pada bulan pertama bekerja. Kini, ia berlari setiap hari untuk menjaga kondisi tubuhnya.

"Banyak tekan kerja juga naik berat badan. Tapi, lama-lama kami belajar mengontrol porsi makan," tutur Swallow.

"Yang terpenting untuk pekerjaan ini bukan bakat, tapi disiplin diri," pungkasnya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Curhat Pencicip Makanan China Harus Telan Ribuan Kalori sampai Makan 'Tahu Busuk'"