08 November 2022

COVID-19 Kembali Meningkat, Perlukah Booster Kedua?

Foto: Agung Pambudhy

Indonesia kembali dihadapi lonjakan kasus COVID-19 beberapa hari terakhir, diduga imbas dari subvarian Omicron XBB. Mengingat subvarian ini disebut lebih menular 1,7 kali dari Omicron pertama, juga perlindungan dari vaksin menurun dalam waktu sekitar 6 bulan, perlukah masyarakat mendapatkan vaksin booster kedua?

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha menegaskan sampai saat ini hal yang paling penting dilakukan adalah meningkatkan cakupan vaksin booster pertama. Mengingat cakupan dari vaksin tersebut baru 27 persen dibandingkan cakupan vaksin primer (dosis 1 dan 2).

"Supaya terjadi sistem kekebalan kelompok, jadi itu yang penting bukan soal individu tapi komunitas," ucapnya lagi.

Di sisi lain, Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI dr Prima Yosephine, MKM menjelaskan, tak tertutup kemungkinan masyarakat umum non-nakes bakal ikut diberikan vaksin COVID-19 dosis keempat atau booster kedua. Pasalnya, pemberian vaksin untuk masyarakat RI senantiasa mengikuti kondisi epidemiologis.

Di samping kemungkinan pemberian booster kedua untuk masyarakat umum, dr Prima menyoroti diperlukannya penggencaran vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat rentan.

"Tentu kemungkinan, bisa-bisa saja ada (vaksinasi COVID-19 booster kedua). Kami dari pemerintah seperti yang sudah dituangkan dalam pedomannya, keputusan menterinya, bahwa perubahan dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 memang sangat dinamis," ungkapnya dalam konferensi pers virtual bertajuk 'Pemerataan Vaksinasi, Kunci Menuju Endemi' di akun YouTube BNPB Indonesia, Senin (7/11).






















Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "COVID-19 Ngamuk Lagi, Perlu Lanjut Vaksin Booster Kedua? Kemenkes Bilang Gini"