26 May 2025

Puluhan Jemaah Haji Indonesia Alami Pneumonia, Ini Penyebabnya

Foto: Ilustrasi haji (Getty Images/Shakeel Sha)

Ada sebanyak 99 jemaah haji dari Indonesia yang terserang pneumonia selama menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang dapat berakibat fatal, terutama bagi jemaah dengan kondisi kesehatan yang rentan atau memiliki komorbiditas. Sehingga, kondisi ini menjadi perhatian serius Kementerian Kesehatan.

Menurut data yang dihimpun Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), baik Daerah Kerja (Daker) Makkah maupun Madinah per tanggal 20 Mei 2025, cut-off pukul 16.00 WAS, jemaah yang terserang pneumonia tersebar di berbagai sektor dan kloter. Saat ini, mereka sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit rujukan di Makkah dan Madinah, Arab Saudi.

"Kami mencatat adanya peningkatan kasus pneumonia di kalangan jemaah haji kita. Dari 99 kasus pneumonia, ada satu jemaah yang meninggal dunia karena penyakit tersebut. Ini adalah kondisi yang harus diwaspadai, karena dapat berkembang menjadi lebih serius, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat," ujar Liliek Marhaendro Susilo, Kepala Pusat Kesehatan Haji, di KKHI Madinah (21/5), dikutip dari laman Kementerian Kesehatan.

Peradangan pada kantung udara di paru-paru ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Lingkungan ibadah haji yang padat dan suhu panas yang ekstrem membuat risiko penularannya menjadi lebih tinggi.

Terdapat beberapa faktor risiko yang bertendensi sebagai pencetus kasus pneumonia di kalangan jemaah haji, menurut KKHI, yaitu:
  1. Suhu panas yang ekstrem, menurut data real time KKHI, suhu udara di tanggal 21 Mei 2025 di Makkah dan Madinah berkisar antara 41-47 derajat celcius. Kekurangan asupan cairan pada suhu udara yang tinggi ini dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
  2. Kelelahan fisik, rangkaian ibadah haji yang padat, mulai dari lamanya perjalanan, umroh wajib hingga puncak di Armuzna, membutuhkan stamina fisik yang kuat. Jadi, kelelahan bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh.
  3. Keramaian massa, risiko penularan virus atau bakteri penyebab pneukonia bisa meningkat karena kepadatan jemaah haji sampai jutaan orang
  4. Riwayat penyakit penyerta (komorbiditas), jemaah dengan riwayat hipertensi, diabetes, penyakit jantung memiliki risiko lebih tinggi.
"Kami ingatkan tak bosan-bosan kepada jemaah untuk selalu waspada. Gunakan masker ketika batuk-pilek dan di area keramaian. Cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer sebelum dan sesudah beraktivitas. Minum air putih/zam-zam sedikit demi sedikit hingga 2 liter sehari. Yang mempunyai komorbid dan sudah minum obat rutin, jangan lupa obatnya diminum secara teratur," tutur Liliek.

Dia berpesan, puncak ibadah haji ketika Armuzna memerlukan stamina yang tinggi, kurangi ibadah sunnah seperti umroh yang berulang kali. Simpan energi dan jangan terlalu capek. Hindari merokok di sembarang tempat, hormati orang lain yang tidak merokok.

"Segera melapor dan memeriksakan diri saat kurang enak badan ke petugas kesehatan haji dan pos kesehatan. Kesehatan jemaah adalah prioritas utama kami. Mari kita jaga bersama-sama agar ibadah haji berjalan lancar dan seluruh jemaah kembali ke Tanah Air dengan sehat," tutupnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "99 Jemaah Haji Indonesia Alami Pneumonia, Ini yang Jadi Pemicunya"