01 September 2025

Orangtua Wajib Tahu Tahapan Gejala Penyakit Campak pada Anak

Foto ilustrasi: iStock

Campak merupakan penyakit yang seringkali ditandai dengan demam, ruam, dan radang. Namun seringkali masyarakat keliru dengan gejalanya.

Penyakit yang sebetulnya bukan campak bisa dikira campak, sebab gejalanya hampir mirip. Untuk mengetahui kepastian penyakit campak, pemeriksaan dapat dilakukan.

"Dari anamnesis ditanyakan, kapan timbulnya, demamnya bagaimana, kemudian ada riwayat kontak dengan penderita campak atau enggak, kemudian kalau, apa namanya, nanti laboratorium mendukung atau enggak. Ini ada hal-hal yang perlu diperhatikan," kata Prof Dr dr Edi Hartoyo, SpA, SubspKardio(K) dalam Seminar KLB Campak pada Anak dan Update Rekomendasi Vaksinasi IDAI, Rabu (27/8/2025).

Ada tiga stadium dari campak, pertama prodromal, kedua ruam, dan ketiga penyembuhan. Pada stadium prodromal demam bisa mencapai lebih dari 38,5 derajat celcius disertai batuk, pilek, konjungtiva atau mata merah dan berair, serta koplik spots, yaitu bintik kecil berwarna putih di bagian dalam pipi (mukosa bukal).

"Biasanya hari pertama sampai hari ketiga, anaknya demam tinggi, kemudian tidak mau turun dengan obat-obat penurun demam, kemudian hari ke-4 ke-5 ke-6, timbul muncul merah-merah ya, di kepala dulu, kemudian menyebar di seluruh tubuh, serta ada batuk pilek dan matanya merah, jadi khas ini ya," kata Prof Edi.

Ruam yang muncul di hari keempat dimulai dari kepala dan menyebar ke seluruh tubuh. Stadium erupsi ini berlangsung 5-6 hari, barulah setelah itu masuk ke stadium penyembuhan.

"Setelah timbul ruam, nanti hari ke-3 ke-4, akan pada stadium penyembuhan, panasnya akan turun, bekas yang merah ini akan jadi hitam, namanya hiperpigmentasi, kemudian dia akan mengelupas sembuh, kalau tidak ada komplikasi," tambah Prof Edi.

Komplikasi yang paling sering terjadi yaitu radang paru, kemudian diare, radang otak, hingga radang telinga. Beberapa faktor risiko dari campak, yaitu mulai dari status imunitas rendah, gizi buruk, anak-anak dengan penyakit tinggi yang menggunakan obat steroid jangka panjang, hingga orang atau anak yang bepergian ke daerah endemis yang ada kasus campak saat dia tidak punya kekebalan, tidak mendapat imunisasi.

"Kemudian, anak-anak yang antibodi pasifnya sebelumnya hilang, misalnya, dia sembilan bulan imunisasi, kemudian nanti dia rata-rata akan hilang antibodinya, sekitar 4 tahun dia akan menurun, sehingga risiko bisa terkena campak akan lebih besar," tuturnya.

Adapun faktor risiko yang membuat campak menjadi berat adalah malnutrisi atau gizi buruk, status imun yang rendah, ibu hamil, dan anak-anak yang kekurangan vitamin A.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ortu Wajib Tahu! Tahapan Gejala Ruam pada Anak saat Terkena Campak"