01 September 2025

Pengakuan Warga yang Terkena Gas Air Mata, dari Sesak Napas Hingga Mata Perih

Ilustrasi gas air mata. (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)

Gas air mata kerap digunakan oleh aparat ketika terjadi bentrokan pada aksi massa. Salah satunya digunakan saat aksi demonstrasi di sejumlah titik, termasuk di Depan Gedung DPR-RI hingga Polda Metro Jaya.

Alat ini disebut memicu mata perih, sesak napas, dan rasa tidak nyaman bagi orang yang terpapar.

Gilang Pandutanaya (28) yang berada di lokasi ketika demonstrasi terjadi menyebut efek gas air mata membuat matanya perih. Tidak hanya di area mata, efek perih juga ia rasakan di area tenggorokan.

"Gejalanya pasti perih dan panas di mata serta tenggorokan dan kalau menghirup gas air mata pasti sesak napas," cerita Gilang ketika berbincang dengan detikcom, Sabtu (30/8/2025).

Senada dengan yang dialami Gilang, Robby Yudistira (28) juga merasakan efek yang cukup kuat di mata. Ia menceritakan saat itu berada di lokasi demonstrasi untuk mengambil dokumentasi pribadi.

Efeknya menurut Robby cukup keras saat itu karena ia berada tidak terlalu jauh dari sumber gas air mata yang dilepaskan. Bahkan, setelah ia pulang dan mandi, efek gas air matanya masih sedikit terasa.

"Di aku rasanya perih banget di mata, langsung berair sama merah, sesak napas sama batuk-batuknya juga iya, tapi kulit nggak ngerasain efek apa-apa. Cuma sampai kos walaupun udah mandi efek mata perihnya masih terasa sedikit," kata Robby.

Pakar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Zullies Ikawati mengungkapkan gas air mata seperti CS-orto-kloro benzilidin malononitrile bersifat iritan. Ini yang membuat paparan gas air mata dapat menyesakkan saluran napas, dan mengiritasi mata hingga kulit.

"Gas air mata, misalnya CS-orto-kloro benzilidin malononitrile, bersifat iritan yang bekerja dengan cara menstimulasi reseptor nyeri dan iritasi pada kulit, mata, dan saluran napas. Senyawa ini agak bersifat asam lemah," jelas Prof Zullies ketika dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.

Spesialis paru Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP dalam kesempatan yang berbeda membenarkan hal tersebut. Pada kondisi yang parah, gas air mata bahkan dapat memicu efek gawat pada sistem pernapasan yang disebut, respiratory distres.

Oleh karena itu, ia juga mengimbau untuk orang-orang yang memiliki riwayat kesehatan paru untuk lebih berhati-hati.

"Masih tentang dampak di paru, mereka yang sudah punya penyakit asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) maka kalau terkena gas air mata maka dapat terjadi serangan sesak napas akut yang bukan tidak mungkin berujung di gagal napas," ujar Prof Tjandra.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Cerita Warga yang Terkena Paparan Gas Air Mata, Sesak Napas-Mata Perih"