![]() |
Apa itu gluten free? Foto: Getty Images/udra |
Pekan ini, jagat maya Indonesia kembali diramaikan oleh masalah keamanan pangan. Sebuah bakery online di Jakarta, Bake n Grind, yang selama ini mengusung label gluten-free,dairy free, vegan, egg free, dan stevia & plant-based, ketahuan menjual produk yang ternyata masih mengandung gluten.
Ironisnya, korbannya bukan orang dewasa yang sedang diet, melainkan seorang balita yang punya alergi gluten. Terlihat reaksi alergi yang cukup parah pada balita tersebut setelah memakan produk yang diklaim oleh bakery online tersebut bebas gluten.
Unggahan sang ibu viral di media sosial, dan hasil uji laboratorium kemudian membenarkan dugaan publik yaitu positif mengandung gluten pada produk tersebut. Sang pemilik akhirnya meminta maaf dan berjanji akan bertanggung jawab.
Kasus Bake n Grind berawal dari unggahan seorang ibu yang membagikan pengalaman anaknya mengalami reaksi alergi di sekujur badan setelah makan roti gluten free. Setelah viral, sampel produk diujikan oleh salah seorang influencer di PT Saraswanti Indo Genetech, dan hasilnya menunjukkan positif mengandung gluten.
Lebih mengejutkan lagi, dikatakan produk tersebut ternyata tidak diproduksi sendiri, melainkan hasil repackaging dari toko lain.
Apa Itu Gluten?
Banyak orang mengenal makanan yang mengandung gluten adalah "zat yang bikin gemuk" atau "yang harus dihindari kalau ingin diet". Pemahaman ini kurang tepat, sebab sebenarnya gemuk ditentukan oleh seberapa banyak kalori yang masuk dan kalori yang digunakan oleh tubuh. Sedangkan gluten adalah campuran dua protein alami yaitu gliadin dan glutenin yang terkandung dalam biji-bijian seperti gandum, jelai (barley), dan gandum hitam.
Saat tepung dicampur air dan diuleni, gluten membentuk jaringan elastis yang membuat adonan roti menjadi mengembang, kenyal, dan lembut. Tanpa gluten, tekstur roti akan padat dan mudah hancur. Sebab itu banyak produk bebas gluten terasa kurang empuk dibanding roti biasa.
Di industri pangan, gluten punya fungsi penting: menjaga bentuk, tekstur, dan kekenyalan makanan. Tapi bagi sebagian orang, terutama yang punya kelainan sistem imun atau alergi, gluten justru bisa memicu reaksi berbahaya bagi tubuh.
Produk gluten-free sendiri didefinisikan sebagai makanan yang mengandung kurang dari 20 ppm (part per million) gluten, sesuai regulasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ambang ini dianggap aman bagi pengidap alergi gluten, karena tubuhnya masih bisa mentoleransi jumlah yang sangat kecil.
Siapa yang Benar-Benar Butuh Gluten Free?
Tak semua orang perlu diet bebas gluten. Bagi kebanyakan orang sehat, gluten tidak menimbulkan bahaya apa pun. Namun bagi kelompok tertentu, gluten bisa menjadi pemicu penyakit serius. Berikut di antaranya.
1. Pengidap Celiac Disease
Celiac adalah penyakit autoimun kronis dimana sistem imun tubuh menyerang jaringan usus halus setiap kali gluten masuk ke saluran cerna. Dampak yang ditimbulkan berat seperti perut kembung, diare berkepanjangan, berat badan turun, hingga gangguan penyerapan nutrisi.
2. Pengidap Non-Celiac Gluten Sensitivity (NCGS)
Tidak menyebabkan kerusakan usus seperti pengidap celiac, tapi pengidap NCGS bisa mengalami gejala mirip seperti nyeri kepala, kembung, nyeri sendi, dan kelelahan setiap kali mengonsumsi gluten.
3. Pengidap Alergi Gandum
Kondisi ini berbeda dari dua di atas. Tubuh bereaksi terhadap protein gandum, termasuk gluten, sehingga bisa menimbulkan ruam, gatal, hingga anafilaksis yaitu reaksi alergi berat yang bisa mengancam nyawa.
Bagi anak-anak, terutama balita, paparan gluten dapat memicu reaksi lebih cepat dan lebih berat. Inilah yang membuat kasus bakery online asal Jakarta begitu sensitif karena korbannya adalah anak kecil dengan sistem imun yang belum begitu matang.
Tips Aman Pilih Produk Gluten Free
Belajar dari kasus bakery yang viral, konsumen dapat mengecek dengan teliti hal berikut agar tidak tertipu dengan label palsu saat memilih produk gluten free:
1. Cek sertifikat resmi
Label "gluten-free" seharusnya didukung oleh sertifikasi resmi dari lembaga kredibel atau izin edar yang jelas. Produsen yang serius biasanya mencantumkan nomor uji laboratorium atau logo sertifikasi Certified Gluten-Free di kemasan.
2. Cek komposisi produk
Produk yang benar-benar bebas gluten tidak akan mencantumkan bahan seperti gandum, jelai (barley), gandum hitam, atau malt. Jika menemukan istilah samar seperti modified starch atau flour blend tanpa penjelasan, sebaiknya waspada karena bisa saja terdapat kandungan gluten yang tersembunyi.
3. Waspadai klaim berlebihan
Klaim yang berlebihan justru patut dicurigai ketika tidak disertai dokumen pendukung atau hasil uji laboratorium yang terbuka untuk publik. Label gluten-free, dairy free, vegan, egg free, dan stevia & plant-based memang terlihat menarik, tapi seringkali hanya sebatas penarik perhatian tanpa bukti yang valid.
4. Pilih produsen yang transparan
Produsen yang jujur biasanya menyertakan alamat pabrik, izin edar, kontak layanan konsumen, bahkan hasil uji lab di situs atau media sosial. Transparansi seperti ini menandakan komitmen dan kejujuran produsen.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Gaduh Klaim Gluten Free Palsu di Jakarta, Ini Tips Pilih-pilih Bakery"