Hagia Sophia

15 August 2024

Jepang Keluarkan Peringatan Dini Megathrust Nankai, Adakah Dampaknya ke Indonesia?

Foto: Getty Images/iStockphoto/SteveCollender

Jepang telah mengeluarkan peringatan akan terjadi gempa besar di Palung Nankai minggu ini. Menyusul peringatan tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap adanya potensi dampak gempa Megathrust Nankai Jepang bisa sampai ke Indonesia.

Negeri Matahari Terbit ini adalah salah satu negara yang paling rawan gempa di dunia, karena terletak di atas 'Cincin Api Pasifik' yang merupakan busur gunung berapi dan palung samudra.

Pada Kamis (8/8), Jepang dilanda gempa bermagnitudo 7,1. Gempa ini bersumber dari Megathrust Nankai di timur lepas pantai Pulau Kyushu, Shikoku, dan Kinki, di Jepang Selatan.

Terkait peristiwa ini, BMKG menyebut Indonesia perlu waspada terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan akibat gempa tersebut. Dijelaskan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, berdasarkan catatan sejarah, Megathrust Nankai bisa memicu beberapa kali gempa dahsyat.

"Seperti gempa Ansei Nankai M 8,4 yang diiringi tsunami pada 24 Desember 1854, dan gempa Nankaido M 8,4 yang diiringi tsunami pada 21 Desember 1946," kata Daryono dikutip dari keterangan tertulis.

Sistem Megathrust Nankai

Dijelaskan Daryono, sistem Megathrust Nankai memang sangat aktif. Berdasarkan data sejarah, zona sumber gempa ini bisa memicu gempa dahsyat yang bermagnitudo M 8,0 hingga lebih di setiap satu atau dua abad.

Hal ini memicu kekhawatiran para ilmuwan Jepang, lantaran Palung Nankai memiliki beberapa segmen megathrust yang jika seluruh tepian patahan tersebut tergelincir sekaligus, dapat memicu gempa berkekuatan hingga 9,1 magnitudo.

Itulah juga sebabnya, Jepang mengeluarkan peringatan pascagempa Miyazaki 7,1 magnitudo, karena gempa besar tersebut dipicu salah satu segmen di Megathrust Nankai.

"Di zona megathrust itu ada palung bawah laut yang memiliki panjang 800 kilometer, membentang dari Shizouka di sebelah barat Tokyo sampai dengan ujung selatan Pulau Kyushu. Sehingga, gempa 7,1 magnitudo kemarin dikhawatirkan dapat memicu atau menjadi pembuka gempa dahsyat yang terjadi berikutnya di Sistem Tunjaman Nankai," tutur Daryono.

Dampak ke Wilayah Indonesia

Apabila kekhawatiran para ilmuwan Jepang itu benar-benar terjadi, maka berpotensi terjadi gempa berkekuatan dahsyat yang diikuti tsunami. Bahkan, bisa berdampak ke wilayah Indonesia.

"Jika gempa dahsyat di Megathrust Nankai tersebut benar-benar terjadi dan menimbulkan tsunami, maka hal ini perlu kita waspadai, karena tsunami besar di Jepang dapat menjalar hingga wilayah Indonesia," ungkap Daryono.

Namun, Daryono juga menegaskan, gempa besar di Megathrust Nankai tak akan berdampak terhadap sistem lempeng tektonik di wilayah Indonesia. Hal itu dikarenakan jaraknya yang sangat jauh dan dinamika tektonik yang terjadi umumnya hanya berskala lokal sampai dengan regional pada sistem Tunjaman Nankai.

Kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai saat ini, sama seperti yang dialami oleh ilmuwan Indonesia, yakni kekhawatiran terhadap Seismic Gap Megathrust Selat Sunda M 8,7, dan Megathrust Mentawai-Suberut M 8,9.

BMKG menilai, rilis gempa di kedua segmen megathrust tersebut bisa dikategorikan 'tinggal menunggu waktu' lantaran sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar di kedua wilayah tersebut.

Peringatan Dini

Meski fakta ini terdengar mengerikan, Daryono juga menyampaikan, masyarakat Indonesia tak perlu khawatir karena BMKG sudah menyiapkan sistem monitoring, prosesing dan diseminasi informasi gempa dan peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat sebagai upaya antisipasi dan mitigasi.

Sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) yang dimiliki BMKG, kata Daryono, bisa digunakan untuk segera menyebarluaskan informasi mengenai gempa dan peringatan dini tsunami di seluruh wilayah Indonesia.

"Dari sistem itu juga BMKG bisa memantau aktivitas gempa dan tsunami di zona Megathrust Nankai Jepang dan sekitarnya secara realtime. Selain itu, BMKG juga telah melakukan berbagai upaya mitigasi lainnya. Seperti memberikan edukasi, pelatihan mitigasi, drill, evakuasi dengan berbasis pemodelan tsunami," ujarnya.

Hal ini juga disampaikan kepada pemerintah daerah, instansi terkait, masyarakat, pelaku usaha pariwisata pantai, hingga industri pantai dan infrastruktur kritis pelabuhan, dan bandara pantai, serta dikemas dalam kegiatan Sekolah Lapang Gempa bumi dan Tsunami (SLG), BMKG Goes To School (BGTS), juga pembentukan Masyarakat Siaga tsunami (Tsunami Ready Community).

"Kami berharap melalui upaya dalam memitigasi bencana gempa dan tsunami tersebut bisa menekan sekecil mungkin risiko dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga dapat menciptakan zero victim," pungkas Daryono.

























Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Mengenal Megathrust Nankai Jepang yang Ditakuti Dampaknya Sampai ke Indonesia"