Hagia Sophia

14 October 2024

Berbagai Fakta Tentang Bayi 19 Bulan Idap Kanker Ovarium Stadium 3

Ilustrasi anak dirawat di rumah sakit. (Foto: Thinkstock)

Seorang bayi berusia 19 bulan didiagnosis mengidap kanker ovarium. Kondisi ini dialami Daneen Auni Riksi di Sabah, Malaysia.

Sebelum diketahui kondisinya, sang ibu, Fallarystia Sintom, melihat ada yang tidak beres dengan anaknya itu. Ia mulai khawatir melihat anaknya yang sering menangis.

Gejala Awal yang Muncul

Fallarystia (25) mengungkapkan awalnya Daneen mengalami sembelit dan perut kembung. Putrinya itu terus menangis seperti kesakitan, tidak nyaman, kurang aktif, dan selalu ingin digendong.

"Anak saya tidak nyaman dan karena dia belum bisa berbicara. Dia hanya menangis ketika kesakitan," terang Fallarystia (25), seperti dikutip dari The Strait Times.

Sang ibu mulai mencari perawatan medis di Rumah Sakit Kota Marudu, tetapi kondisinya tidak dapat didiagnosis di sana. Namun, suatu hari jumlah darah Daneen menurun drastis yang membuatnya harus dirujuk ke Rumah Sakit Wanita dan Anak Sabah (HWKKS) pada 28 September.

Hasil Diagnosis

Di HWKKS, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Daneen mengidap kanker ovarium. Fallarystia merasa patah hati saat mengetahui kabar tersebut.

"Saya tidak pernah menduga hal ini karena kanker ovarium jarang terdengar pada usia semuda ini," beber Fallarystia pada Sinar Daily.

"Ketika saya diberitahu, saya patah hati karena anak saya masih sangat muda dan ovarium kanannya sudah diangkat," lanjutnya.

Diketahui, kanker ovarium yang diidap Daneen sudah masuk stadium tiga. Ia pun harus segera melakukan operasi.

"Untuk mengangkat tumor berukuran 13,50 cm, dia membutuhkan operasi segera. Baru setelah operasi Rabu (2/10/2024) lalu, dokter memastikan dia menderita kanker ovarium," jelas Fallarystia.

Kondisi Terkini Daneen

Saat ini, Daneen sedang dalam tahap pemulihan setelah operasi pengangkatan tumor. Setelah itu, ia baru bisa memulai kemoterapi.

Fallarystia mengatakan saat ini anaknya masih dalam pantauan dokter. Mereka ingin menyelidiki lebih lanjut karena kasus yang dialami Daneen ini cukup langka.

"Dokter menyarankan agar ada pengobatan untuk penyakitnya, yaitu kemoterapi. Selama ada obat, ada harapan, dan saya juga berdoa untuk kesembuhan anak saya," tuturnya.

Kasus Kanker Ovarium pada Anak

Dikutip dari laman National Cancer Institute, tumor ovarium pada anak terbentuk di jaringan ovarium. Sebagian besar tumor tersebut bukanlah kanker.

Kanker ovarium merupakan pertumbuhan sel yang terbentuk di ovarium. Sel-sel tersebut berkembang biak dengan cepat dan dapat menyerang serta menghancurkan jaringan tubuh yang sehat.

Dikutip dari Mayoclinic, kanker ovarium umumnya tak memicu gejala signifikan sampai pengidap sudah memasuki stadium lanjut. Kanker ovarium pada anak sangat jarang terjadi, tetapi paling sering terjadi pada wanita berusia 15 hingga 19 tahun.

Penyebab dan Faktor Kanker Ovarium pada Anak

Tumor ovarium pada anak disebabkan adanya perubahan pada cara sel ovarium berfungsi, termasuk cara mereka tumbuh dan membelah menjadi sel-sel baru. Namun, sering kali penyebab pasti dari perubahan sel ini tidak diketahui.

Meski begitu, tidak semua anak dengan faktor risiko akan mengalami tumor ovarium. Penyakit ini juga bisa terjadi pada anak bahkan yang tidak memiliki faktor risiko.

Gejala Kanker Ovarium pada Anak

Anak-anak mungkin tidak mengalami gejala sampai tumor ovarium membesar. Namun, segera periksakan ke dokter jika anak mengeluhkan:
  • Nyeri atau terjadi pembengkakan di perut
  • Muncul benjolan di perut
  • Muncul tanda-tanda awal pubertas
  • Periode menstruasi yang menyakitkan atau terlambat
  • Perdarahan vagina yang tidak biasa


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Fakta-fakta Kejadian Langka Bayi 19 Bulan Idap Kanker Ovarium Stadium 3"