Hagia Sophia

28 July 2024

Berbagai Fakta Tentang Virus Oropouche yang Akibatkan Kematian di Brasil

Ilustrasi virus (Foto: Getty Images/iStockphoto/Evgenii Kovalev)

Brasil melaporkan kematian pertama di dunia akibat virus Oropouche (OROV). Virus ini adalah arbovirus dan termasuk anggota famili Peribunyaviridae.

Pemerintah Brasil juga mencatat 7.236 kasus infeksi virus Oropouche pada tahun 2024. Mayoritas dilaporkan di negara bagian Amazonas dan Rondonia.

Kronologi Kematian Pertama di Dunia Akibat Virus Oropouche

Kementerian Kesehatan Brasil pada Kamis (25/7), menyatakan kasus kematian terjadi pada dua wanita dari negara bagian Bahia di timur laut Brasil.

Keduanya diketahui berusia di bawah 30 tahun dan menjadi korban fatal pertama dari virus tersebut. Juga, keduanya tidak memiliki penyakit penyerta atau riwayat komorbid.

"Pasien memiliki tanda dan gejala yang mirip dengan kasus demam berdarah dengue yang parah," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Xinhua.

"Sampai saat ini, belum ada laporan dalam literatur ilmiah dunia tentang terjadinya kematian akibat penyakit tersebut," tambahnya.

Pihak berwenang saat ini juga tengah menyelidiki dugaan kematian lain akibat virus Oropouche di negara bagian selatan Santa Catarina, serta enam kemungkinan kasus penularan vertikal dari ibu ke anak yang menyebabkan dua kematian janin.

Demam Oropouche pertama kali terdeteksi di Brasil pada seekor kukang pada tahun 1960. Sejak saat itu, kasus-kasus lain telah tercatat, terutama di wilayah Amazon dan negara-negara Amerika Latin lainnya.

Apa Itu Virus Oropouche dan Gejalanya

Virus Oropouche adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor yang terutama ditularkan melalui gigitan serangga yang dikenal sebagai agas (Culicoides paraensis). Penyakit ini juga dapat ditularkan oleh nyamuk Culex quinquefasciatus.

Virus ini pertama kali terdeteksi pada tahun 1955 di dekat Sungai Oropouche di Trinidad, diikuti oleh beberapa wabah di Brasil menjelang akhir abad lalu. Pada tahun 2024, lebih dari 7.700 kasus OROV telah dilaporkan di lima negara di Amerika, di antaranya Brasil, Bolivia, Peru, Kuba, dan Kolombia per 23 Juli 2024.

Dikutip dari Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO), gejalanya meliputi demam mendadak, sakit kepala, sendi kaku, nyeri dan sakit. Namun dalam beberapa kasus, virus ini menyebabkan fotofobia, diplopia (penglihatan ganda), mual, dan muntah terus-menerus. Gejalanya dapat berlangsung selama lima hingga tujuh hari.

Kasus yang parah jarang terjadi, tetapi dapat mencakup meningitis aseptik. Pemulihan penuh dapat memakan waktu beberapa minggu.

Saat ini belum ada pengobatan khusus untuk virus Oropouche. Evaluasi oleh tenaga kesehatan profesional merupakan kunci untuk penanganan gejala dan perkembangan penyakit yang tepat.

Virus Oropouche memiliki manifestasi klinis yang serupa pada orang yang terinfeksi seperti demam berdarah dengue dan arbovirus lainnya. Karena itu, penting bagi tenaga kesehatan profesional untuk mempertimbangkan diagnosis banding dan merawat pasien sesuai dengan itu.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Fakta-fakta Virus Oropouche Picu Kematian di Brasil, Jadi yang Pertama di Dunia"