Hagia Sophia

23 August 2024

Ibu Hamil Harus Waspada, BPA Bisa Berdampak Buruk untuk Janin

Foto: Shutterstock

Senyawa Bisphenol A (BPA) merupakan zat yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini kerap ditemukan di dalam produk plastik, seperti botol minum, wadah makanan, pelapis kaleng, hingga galon isi ulang.

Ketika galon terpapar panas atau digunakan berulang kali, BPA bisa larut ke dalam air yang dikonsumsi setiap hari. Sebagaimana diketahui, senyawa BPA dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan.

Bagi ibu hamil, sejumlah penelitian menunjukkan paparan BPA dapat berdampak buruk untuk kesehatan janin. Penelitian terbaru menunjukkan BPA dapat mempengaruhi hormon dan perkembangan janin.

Bagi janin yang terpapar BPA, dikhawatirkan dampaknya berlangsung hingga ia beranjak dewasa. Sebab, BPA dapat mengganggu hormon dengan bertindak sebagai antagonis terhadap reseptor androgen dan menghambat aktivitas hormon testosteron. Hal ini dapat berdampak pada perkembangan organ reproduksi dan fungsi seksual.

Dikutip dari jurnal Annals of Microbiology (2013), BPA juga bisa mengganggu hormon tiroid, yang penting untuk perkembangan otak dan metabolisme. Sumber yang sama juga menyebutkan paparan BPA selama kehamilan dapat mempengaruhi perkembangan organ janin seperti prostat, kelenjar susu, dan otak, serta menyebabkan pubertas dini dan gangguan reproduksi.

Tak hanya mengganggu hormon dan janin, paparan BPA juga terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung, terutama pada seseorang yang menerapkan diet tinggi lemak.

Terkait bahaya BPA, sejumlah negara sudah menerapkan pelabelan kemasan pada makanan atau minuman. Di Indonesia sendiri, regulasi tersebut diterbitkan melalui Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 6 Tahun 2024.

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Ema Setyawati menyebut terdapat 7 penyakit yang berkorelasi dengan paparan BPA pada galon guna ulang. Yakni gangguan sistem reproduksi, diabetes dan obesitas, gangguan sistem kardiovaskular, gangguan ginjal, kanker, gangguan perkembangan kesehatan mental, serta Autism Spectrum Disorder (ASD) pada anak.

"Beberapa penelitian menunjukkan risiko kesehatan akibat paparan BPA melalui mekanisme endocrine disruptor, khususnya hormon estrogen," kata Ema beberapa waktu lalu.

Dengan diberlakukannya peraturan ini, konsumen diharapkan lebih aware dan sadar akan pentingnya memilih produk yang aman. Khususnya anak-anak dan ibu hamil yang dinilai lebih rentan terpapar BPA.

Adanya label peringatan yang jelas akan membantu konsumen membuat keputusan yang lebih bijak saat membeli produk air minum dalam kemasan.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bumil Waspada! BPA Bisa Berdampak Buruk bagi Hormon hingga Janin"