Hagia Sophia

08 October 2024

Emas di Bumi Berasal dari Ledakan Sinar Gamma Pendek

Tak seperti unsur-unsur seperti karbon atau besi, emas tak dapat diciptakan di dalam bintang. Emas lahir dari peristiwa dahsyat, salah satunya tabrakan bintang. Foto: Vecteezy/graphicsstudio

Kita menghargai emas karena banyak alasan: keindahannya, kegunaannya sebagai perhiasan, dan kelangkaannya. Emas langka di Bumi karena logam mulia ini juga langka di alam semesta.

Tidak seperti unsur-unsur seperti karbon atau besi, emas tidak dapat diciptakan di dalam bintang. Sebaliknya, ia lahir dari peristiwa yang lebih dahsyat, salah satunya karena short gamma-ray burst (GRB) atau ledakan sinar gamma pendek.

Pengamatan GRB memberikan bukti bahwa hal itu terjadi akibat tabrakan dua bintang neutron, inti bintang mati yang sebelumnya meledak sebagai supernova. Selain itu, cahaya unik yang bertahan selama berhari-hari di lokasi GRB berpotensi menandakan terciptanya sejumlah besar unsur berat, termasuk emas.

Konsepsi seniman di bawah ini menggambarkan dua bintang neutron pada saat terjadi tabrakan. Berdasarkan pengamatan para peneliti, terkonfirmasi bahwa bintang neutron yang bertabrakan menghasilkan semburan sinar gamma pendek.

Konsepsi seniman ini menggambarkan dua bintang neutron pada saat terjadi tabrakan. Pengamatan ilmuwan mengonfirmasi bahwa bintang neutron yang bertabrakan menghasilkan semburan sinar gamma pendek. Tabrakan semacam itu menghasilkan unsur berat yang langka, termasuk emas. Semua emas Bumi kemungkinan berasal dari bintang neutron yang bertabrakan. Foto: Smithsonian Insider/ Gambar oleh Dana Berry, SkyWorks Digital, Inc.

Tabrakan semacam itu menghasilkan unsur berat yang langka, termasuk emas. Semua emas Bumi kemungkinan berasal dari bintang neutron yang bertabrakan.

"Kami memperkirakan jumlah emas yang diproduksi dan dikeluarkan selama penggabungan dua bintang neutron mungkin sebesar 10 massa Bulan, jumlah yang sangat besar," kata penulis utama penelitian Edo Berger dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CfA), dikutip dari Smithsonian Insider.

Berger menyampaikan temuan tersebut pada Juli 2013 dalam konferensi pers di CfA di Cambridge. Rekan penulis Berger adalah Wen-fai Fong dan Ryan Chornock, keduanya dari CfA.

Ledakan sinar gamma adalah kilatan cahaya berenergi tinggi (sinar gamma) dari ledakan yang sangat energik. Sebagian besar ditemukan di alam semesta yang jauh. Berger dan rekan-rekannya mempelajari GRB 130603B yang, pada jarak 3,9 miliar tahun cahaya dari Bumi. Ini merupakan salah satu ledakan terdekat yang terlihat hingga saat ini.

Ledakan sinar gamma terjadi dalam dua jenis, panjang dan pendek, tergantung pada seberapa lama kilatan sinar gamma berlangsung. GRB 130603B, yang dideteksi oleh satelit Swift milik NASA pada 3 Juni 2013, berlangsung kurang dari dua persepuluh detik.

Meskipun sinar gamma menghilang dengan cepat, GRB 130603B juga memperlihatkan cahaya yang memudar perlahan, yang didominasi oleh cahaya inframerah. Kecerahan dan perilakunya tidak sesuai dengan 'cahaya sisa' yang biasa, yang tercipta saat semburan partikel berkecepatan tinggi menghantam lingkungan sekitar.

Sebaliknya, cahaya itu berperilaku seolah-olah berasal dari unsur-unsur radioaktif yang eksotis. Material kaya neutron yang dikeluarkan oleh bintang-bintang neutron yang bertabrakan dapat menghasilkan unsur-unsur tersebut, yang kemudian mengalami peluruhan radioaktif, memancarkan cahaya yang didominasi oleh cahaya inframerah, persis seperti yang diamati oleh tim tersebut.

"Kami telah mencari 'bukti kuat' untuk menghubungkan ledakan sinar gamma pendek dengan tabrakan bintang neutron. Cahaya radioaktif dari GRB 130603B mungkin merupakan bukti kuat tersebut," jelas Wen-fai Fong, mahasiswa pascasarjana di CfA dan salah satu penulis makalah tersebut.

Tim tersebut menghitung bahwa sekitar seperseratus massa material Matahari dikeluarkan oleh ledakan sinar gamma, beberapa di antaranya adalah emas. Dengan menggabungkan perkiraan emas yang dihasilkan oleh satu GRB pendek dengan jumlah ledakan semacam itu yang telah terjadi sepanjang usia alam semesta, semua emas di kosmos mungkin berasal dari ledakan sinar gamma.

"Mengutip Carl Sagan, kita semua adalah benda-benda angkasa, dan perhiasan kita adalah benda-benda angkasa yang bertabrakan," kata Berger.


























Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Emas di Bumi Berasal dari Tabrakan Bintang yang Mati"