Hagia Sophia

28 October 2024

Mitos: Atasi Stroke dengan Tusuk Jari Pakai Jarum

Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/designer491

Mitos mengenai pertolongan pertama serangan stroke dengan menusuk jari dengan jarum masih dipercaya masyarakat Indonesia. Alhasil hal tersebut memperlambat penanganan pasien dan memperburuk kondisinya.

"Sayang sekali di masyarakat masih ada banyak mitos, kalau kena stroke ditusuk jarum di telinga atau jari tangan atau jari kakinya untuk dikeluarkan darahnya," tutur spesialis saraf dr Dodik Tugasworo dari Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI) dalam webinar, Jumat (25/10/2024).

dr Dodik menjelaskan stroke terjadi karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak, bukan pada pembuluh darah tepi anggota tubuh lainnya. Menusuk jari pasien stroke bisa memicu infeksi jika jarum yang digunakan tidak steril.

Penyebab stroke sendiri berasal dari dua hal, perdarahan otak atau penyumbatan di pembuluh darah otak sehingga terapinya harus berdasarkan penyebabnya. Menusuk jari menggunakan jarum bukan salah satu cara yang disarankan.

"Kadang-kadang kalau ada orang stroke, kita biasa nelpon ke sana kemari minta pendapat, bagaimana, di kirim ke mana, nggak jelas mau kemana," ucapnya.

Sejumlah tanda yang bisa dikenali antara lain sakit kepala yang tiba-tiba parah, lemah, mati rasa, masalah penglihatan, kebingungan, kesulitan berjalan atau berbicara, pusing dan ucapan yang tidak jelas.

kalau ada serangan stroke, langsung telepon ambulans. Jadi tidak usah nunggu lama, nggak usah telepon saudaranya yang jauh, langsung bawa dengan ambulans," tegas dr Dodik.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ingat Ya! Tusuk Jari dengan Jarum Bukan Pertolongan Pertama Serangan Stroke"