Hagia Sophia

21 October 2024

WHO: Lebih dari 1 Miliar Orang di Dunia Hidup dengan Obesitas

Organisasi Kesehatan Dunia WHO (Foto: Getty Images/diegograndi)

Meningkatnya konsumsi makanan olahan yang tinggi garam, gula, dan lemak merupakan pemicu utama krisis obesitas global, dengan lebih dari satu miliar orang hidup dengan kondisi tersebut. Sekitar delapan juta kematian dini setiap tahun karena masalah kesehatan terkait seperti diabetes dan penyakit jantung, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut rancangan pedoman pertama WHO makanan dan minuman dalam kemasan harus memiliki informasi nutrisi yang mudah dibaca di bagian depan produk. Hal ini bertujuan untuk membantu konsumen membuat pilihan yang lebih sehat terkait produk makanan.

Namun pemerintah telah berjuang untuk memperkenalkan kebijakan untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut. Saat ini, hanya 43 negara anggota WHO yang memiliki segala jenis pelabelan bagian depan kemasan baik wajib maupun sukarela.

"WHO mulai mengerjakan rancangan pedoman, yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, pada tahun 2019. Mereka bertujuan untuk mendukung konsumen dalam membuat keputusan terkait makanan yang lebih sehat," Katrin Engelhardt, seorang ilmuwan di departemen Nutrisi dan Keamanan Pangan WHO, mengatakan kepada Reuters melalui email.

Konsultasi publik mengenai pedoman ditutup pada 11 Oktober dan versi finalnya akan dirilis pada awal 2025.

Pedoman WHO menganjurkan pemerintah menerapkan label "interpretatif" yang mencakup informasi gizi dan beberapa penjelasan mengenai apa artinya bagi kesehatan suatu produk.

Contohnya adalah NutriScore, yang dikembangkan di Prancis dan digunakan di sejumlah negara Eropa, yang memberi peringkat makanan dari A (hijau, mengandung nutrisi penting) hingga E (merah, mengandung tambahan garam, gula, lemak, atau kalori dalam jumlah tinggi).

Sementara Chili dan beberapa negara lain di Amerika Latin menggunakan sistem yang lebih ketat, dengan peringatan bahwa makanan "tinggi gula", garam atau lemak di bagian depan kemasan, dalam segi delapan hitam yang menyerupai tanda berhenti.

Pakar pelabelan makanan Lindsey Smith Taillie, salah satu direktur Program Penelitian Makanan Global di Universitas Chapel Hill, Carolina Utara, mengatakan industri makanan telah menolak peringatan dan lebih menyukai label "non-interpretatif", yang menyertakan informasi nutrisi tetapi tidak ada panduan tentang cara memahami apa artinya, seperti yang digunakan di Amerika Serikat.

"Hal terpenting bagi sebagian besar negara di dunia adalah membatasi asupan gula tambahan, natrium, lemak jenuh, dan makanan ultra-olahan secara umum yang merupakan manfaat terbaik dari label peringatan," kata Taillie.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "WHO Ungkap Lebih dari 1 Miliar Orang di Dunia Hidup dengan Obesitas, Dipicu Hal Ini"