Anggur shine muscat. (Foto: iStock) |
Media sosial dihebohkan dengan temuan adanya dugaan residu kimia berbahaya pada anggur shine muscat di pasar Thailand. Atas temuan ini membuat banyak masyarakat menjadi khawatir, pasalnya jenis anggur ini terbilang cukup mudah ditemukan di pasaran Indonesia.
Temuan anggur shine muscat mengandung pestisida berbahaya pertama kali dilaporkan oleh otoritas pangan Thailand. Anggur ini diduga mengandung pestisida melebihi ambang batas.
Dikutip dari The Nation, dalam upaya pengambilan sampel, 24 sampel anggur dikumpulkan dari 15 lokasi penjualan yang berbeda di Bangkok dan daerah sekitarnya pada 2-3 Oktober. Dari sampel tersebut, sekitar 9 di antaranya berasal dari China.
Setelah dilakukan tes laboratorium, ditemukan residu dari 14 bahan kimia berbahaya pada konsentrasi di atas batas keamanan 0,01 mg/kg. Secara total, tes tersebut juga mendeteksi 50 residu kimia, 22 di antaranya tidak diatur di bawah hukum Thailand saat ini, seperti triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole dan fludioxonil.
Pedagang Buah Thailand Jadi Takut
Merespons kegaduhan ini, sejumlah pedagang buah di Bangkok, Thailand menjadi takut.
Diberitakan The Nation, beberapa pedagang di Pasar Kota Muang Satun menyebut bahwa mereka tidak dapat menjual anggur Shine Muscat meskipun mereka memotong harga dari 300 baht (Rp 140 ribu) menjadi 80 baht (Rp 27 ribu) per kilogram.
Beberapa pedagang yang ketakutan bahkan membuang stok anggur shine muscat mereka untuk melindungi citra dan keselamatan konsumen.
Merespons kegaduhan ini, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional mencoba meredam kekhawatiran dari masyarakat. Mereka menegaskan bahan pangan segar yang beredar di Indonesia dipastikan aman, termasuk buah impor seperti anggur shine muscat.
"Setiap pangan segar terkemas yang telah diterbitkan izin edarnya, memiliki certificate of analysis/hasil uji lab sehingga dinyatakan aman. Terkait dengan pengawasan di peredaran, Badan Pangan Nasional bersama dengan dinas urusan pangan selaku OKKPD telah melakukan pengawasan rutin di peredaran yang telah dilaporkan melalui Sistem Informasi PSAT (Pangan Segar Asal Tumbuhan)," tutur Badan Pangan Nasional, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Kamis (30/10/2024).
"Dari hasil sampling yang dilakukan di tahun 2023 dan 2024, menunjukkan anggur yang beredar di bawah ambang batas BMR (Batas Maksimum Residu)," lanjutnya.
Meskipun begitu, pemerintah akan terus melakukan investigasi lebih lanjut terkait adanya kemungkinan residu di anggur shine muscat yang dijual di Indonesia. Badan Pangan Nasional juga mengimbau agar masyarakat tetap melakukan pencegahan secara mandiri, seperti membaca label yang tertera, memastikan kesegaran buah, dan mencuci buah sebelum dikonsumsi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Asal Usul Temuan Anggur Shine Muscat Mengandung Residu Kimia Berbahaya"