Hagia Sophia

15 November 2024

Ini Kata Wanita Indonesia yang Pilih Childfree

ilustrasi childfree (Foto: Edi Wahyono)

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia merilis laporan terbaru untuk periode 2023 terkait fenomena childfree di kalangan perempuan. Hasil survei BPS menunjukkan sekitar 71 ribu perempuan berusia 15 hingga 49 tahun di Indonesia tidak ingin memiliki anak.

Kasus childfree di kalangan perempuan Indonesia kian meningkat dalam empat tahun terakhir. Meskipun sempat menurun selama awal pandemi COVID-19, dengan prevalensi berkisar antara angka 6,3 hingga 6,5, tren ini kembali meningkat pada tahun-tahun pasca pandemi.

Tasya (20), mahasiswi di salah satu perguruan tinggi Depok mengungkapkan alasan dirinya juga berencana childfree. Tasya mengaku ada keraguan dirinya bisa menjadi orangtua yang baik untuk anaknya kelak. Memiliki anak menurutnya merupakan tanggung jawab besar.

"Karena belum selesai dengan masalah aku, takut malah nggak sadar jadi melampiaskan ke anak aku," jelas Tasya (20), kepada detikcom pada Selasa (12/11/2024).

"Nggak siap secara mental, kan itu kerjaan seumur hidup ya. Anak yang ngebentuk kepribadian dan orang tua yang bantuin. Jadi nggak siap dan nggak yakin bisa aku," tambah Tasya.

Pandangan yang tak jauh berbeda juga dirasakan Audrey (21), perempuan lainnya yang merasa saat ini belum memiliki mental yang siap menjadi orangtua. Terlebih, belakangan, ia kerap melihat banyaknya kasus penelantaran anak.

Alih-alih memilih mengandung dan melahirkan, Audrey berpikir untuk mengadopsi anak suatu hari nanti.

"As simple as karena aku takut di part melahirkan. Terus mikirin ke depannya seandainya dikasih rezeki untuk hamil dan melahirkan, lalu worst casenya aku meninggal saat melahirkan, aku lebih mikirin nasib anak aku dan suami aku gimana," kata Audrey.

"Aku nggak mau ke depannya aku ngerasa guilty setelah dititipin manusia lain tapi worst casenya mereka malah jadi anak yang durhaka. Liat di lingkungan sekitar saja, kalau anak ada salah yang pertama kali jadi sasaran untuk dicaci maki kan orang tuanya. I guess i'm not ready to be a great parent, (at least for now)," tambah Audrey.

Menurut Audrey, faktor pilihan childfree bukan karena orang tersebut lahir dari keluarga yang broken home, karena Audrey sendiri memiliki keluarga yang mendukung setiap keputusannya jika memang hal tersebut baik.

Meskipun begitu, Audrey juga menyadari bahwa pandangannya mengenai childfree mungkin dapat berubah seiring waktu, bergantung pada berbagai faktor di masa depan.

Sementara Zaza (26), seorang guru asal Jember, juga memiliki pendapat yang sama. Meski mengaku belum sepenuhnya memutuskan untuk tidak memiliki anak, ia mengaku merasa khawatir bila tidak bisa membagi waktu dengan anak saat fokus membangun karier.

"Alasannya karena ada trauma pengasuhan. Aku sendiri ingin jadi wanita karier, jadi wanita karier agak sulit untuk mengasuh anak di waktu yang bersamaan," ungkap Zaza.

Zaza menjelaskan bahwa dirinya masih ingin menikmati kehidupannya saat ini dan ia khawatir jika anaknya tidak bisa diurus secara penuh oleh dirinya. Menurutnya hal ini bisa berimbas kepada anaknya nanti sehingga anak merasakurang kasih sayang dan waktu bersama orang tua.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "71 Ribu Wanita RI Enggan Punya Anak, Begini Kata Mereka yang Pilih Childfree"