Hagia Sophia

13 August 2024

WHO Cemas, Wabah Virus Mpox Sudah Menyebar di Eropa dan Amerika Utara

Ilustrasi Mpox (Foto: Getty Images/JUN LI)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan wabah mpox atau cacar monyet yang lebih mematikan dikonfirmasi telah menyebar di banyak negara. Di Benua Afrika sendiri, selain Republik Demokratik Kongo virus ini juga dilaporkan ada di Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda.

Selama beberapa dekade, penyakit ini sebagian besar ditemukan di Afrika Tengah dan Barat. Pada tahun 2022, WHO menyebut wabah ini telah menyebar di Eropa dan Amerika Utara.

Dikutip dari CNN, kasus wabah mpox sebelumnya diketahui melonjak di Republik Demokratik Kongo. Sejak Januari 2023, Kongo telah melaporkan jumlah kasus dugaan mpox clade I terbesar yang pernah tercatat: lebih dari 22.000 kasus, dengan lebih dari 1.200 kematian.

Executive director of WHO's Health Emergencies Program, Michael Ryan mengatakan mpox saat ini menjadi wabah berskala internasional.

"Sungguh menakjubkan bahwa bahkan ketika wabah berskala besar terjadi di seluruh dunia, tidak ada dana yang tersedia untuk mengendalikan wabah ini di tingkat internasional," ujar Ryan dikutip dari CNN.

Di sisi lain, Ryan mengatakan wabah mpox sebenarnya bisa diatasi dengan mudah. Selama virus ini ditangani dengan cepat dan tepat.

"Kita harus, sekali lagi, menggunakan dana darurat untuk memulai proses ini. Sangat penting bagi kita untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang virus ini. Itu adalah virus yang bisa dibendung. Hal ini dapat diatasi dengan mudah, jika kita melakukan hal yang benar pada waktu yang tepat," katanya.

The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat telah meminta para dokter untuk lebih ketat dalam memerhatikan wabah mpox. Terlebih pada mereka yang baru saja bepergian dari Kongo atau negara-negara yang berbatasan dengannya.

Diketahui, mpox adalah penyakit virus yang dapat menyebar dengan mudah antara manusia dan hewan yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak dekat seperti sentuhan, ciuman, atau hubungan seks, serta melalui bahan yang terkontaminasi seperti seprai, pakaian, dan jarum suntik.

Mpox sendiri dicirikan menjadi dua kelompok genetik, yakni clade I dan II. Diketahui, clade Ib telah lama beredar di Kongo dan menjadi pemicu adanya wabah mpox di negara tersebut.

Menurut CDC, clade II bertanggung jawab atas wabah global yang dimulai pada 2022.

WHO menilai risiko pada skala rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi, dan saat ini mereka belum merekomendasikan pembatasan perjalanan untuk negara-negara yang terkena dampak.

WHO telah merekomendasikan vaksinasi mpox pada orang-orang yang terpapar dan berisiko tinggi tertular virus ini. WHO juga telah memulai proses penggunaan darurat dua vaksin mpox yang telah disetujui.

Gejala yang muncul ketika seseorang terpapar virus ini adalah demam, ruam yang nyeri, sakit kepala, nyeri otot dan punggung, energi rendah, serta pembesaran kelenjar getah bening.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "WHO Ketar-ketir Virus Mpox Sudah Menyebar di Eropa dan Amerika Utara"