Foto: Getty Images/loops7 |
Calon Gubernur DKI Jakarta Dharma Pongrekun mengatakan pandemi COVID-19 yang melanda dunia merupakan agenda terselubung asing untuk merusak kedaulatan Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan olehnya saat menjawab pertanyaan Ridwan Kamil dalam segmen tanya jawab debat perdana Pilgub DKI Jakarta, Minggu (6/10). Ridwan Kamil bertanya soal apa respons negara dalam melindungi SDM andaikan pandemi kembali terjadi.
"Saya paham betul tentang pandemi ini. Pandemi ini adalah agenda terselubung dari asing untuk mengambil alih kedaulatan negara, sehingga terlihat sekali begitu rapuhnya bangsa ini sampai harus mengikuti istilahnya saja ikut. Kenapa ngikutin COVID," kata Dharma.
Sebenarnya bagaimana awal mula terjadi pandemi COVID-19? Simak kronologinya berikut ini seperti dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Awal Mula Pandemi COVID-19
Pada 12 Desember 2019, ada sekelompok pasien di Provinsi Hubei, China, di kota Wuhan, yang mengalami gejala penyakit seperti pneumonia atipikal yang tak merespons pengobatan standar baik. Kemudian pada 31 Desember 2019, Kantor Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di China mendapat informasi tentang beberapa kasus pneumonia dengan etiologi atau penyebab yang tak diketahui.
Gejala yang ditimbulkan berupa sesak napas hingga demam yang terjadi di Wuhan, China. Semua kasus awal tampaknya terkait dengan Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan. Setelah itu, pada 1 Januari 2020, Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan ditutup di tengah kekhawatiran masyarakat China akan terulangnya wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus atau SARS-CoV-1) tahun 2002-2004.
Pada 2 Januari 2020, WHO kemudian mengaktifkan Tim Dukungan Manajemen Insiden atau Incident Management Support Team (IMST) di ketiga tingkat organisasi: Kantor Negara, Kantor Regional, dan Kantor Pusat.
Pada 3 Januari 2020, China memberitahu WHO bahwa mereka telah mengidentifikasi lebih dari 40 kasus pneumonia dengan penyebab yang diketahui. Kemudian pada 5 Januari, Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernapasan Nasional CDC mengaktifkan respons tingkat pusat untuk menyelidiki pneumonia baru dengan etiologi yang tidak diketahui ini.
Urutan genetik untuk virus pneumonia atipikal, Wuhan-Hu-1, diserahkan ke Departemen Zoonosis, Institut Nasional Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, di Beijing, China oleh Yong-Zhen Zhang dari Universitas Fudan, Shanghai. Urutan genetik lengkap virus tersebut tetap tidak tersedia bagi seluruh dunia saat virus tersebut menyebar.
Penjabat kesehatan masyarakat di China kemudian mengidentifikasi virus Corona baru sebagai agen penyebab wabah tersebut pada 7 Januari. WHO mulai menggunakan frasa "2019 Novel Coronavirus" atau "2019-nCoV" untuk merujuk pada penyakit yang menyebabkan wabah di Wuhan, China.
Setelahnya, pemerintah China melaporkan kematian pertama akibat virus Corona baru dan menerbitkan draft genom virus yang diduga menyebabkan wabah tersebut. Hingga 12 Januari 2020, empat genom lainnya telah diunggah ke basis data sekuens virus yang dikurasi oleh Inisiatif Global untuk Berbagi Semua Data Influenza atau Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Pada 13 Januari 2020, Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengonfirmasi kasus pertama virus SARS-CoV-2 yang dikonfirmasi laboratorium di luar China. WHO menemukan bukti kemungkinan penularan virus SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia, tetapi para ilmuwan WHO mengatakan penularan dari manusia ke manusia tidak mengejutkan mengingat pengetahuan tentang patogen pernapasan.
Selain Thailand, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang juga melaporkan kasus tambahan yang dikonfirmasi laboratorium tentang virus SARS-CoV-2 di luar China pada 15 Januari 2020.
Pada 19 Januari 2020, terdapat 282 kasus Virus Corona Baru 2019 yang dikonfirmasi laboratorium dan telah dilaporkan di empat negara, yakni China (278 kasus), Thailand (2 kasus), Jepang (1 kasus) dan Republik Korea (1 kasus). Jumlah kasus ini pun semakin meningkat.
WHO kemudian mengumumkan Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC) pada 30 Januari 2020.
Hingga pada 10 Februari 2020, jumlah kematian di seluruh dunia akibat Virus Corona Baru 2019 mencapai 1.013. Virus SARS-CoV-2 telah menewaskan lebih banyak orang daripada wabah sindrom pernapasan akut berat (SARS-CoV-1), yang merenggut 774 nyawa di seluruh dunia sejak November 2002 hingga Juli 2003.
Kemudian pada 11 Februari 2020, WHO mengumumkan nama resmi untuk penyakit yang menyebabkan wabah Virus Corona Baru 2019: "COVID-19." Nama baru penyakit ini merupakan versi singkat dari "Penyakit Virus Corona 2019 atau Corona Virus Disease 2019.
Lantaran kasusnya yang meningkat dan memicu kematian, WHO akhirnya menetapkan wabah tersebut sebagai pandemi pada 11 Maret 2020.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Disebut 'Agenda Asing' di Debat Pilgub DKI, Ini Awal Mula Munculnya Pandemi COVID"