Hagia Sophia

20 August 2025

Kisah Wanita Terserang Kanker, Sudah Menyebar ke Seluruh Tubuh

Ilustrasi operasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff)

Seorang wanita berusia 50 tahun dari New York, Altese-Isidori, menjalani hidup sehat dan merasa baik-baik saja. Namun, di dalam tubuhnya, bahaya mematikan sedang tumbuh. Tanpa disadarinya, kanker ovarium telah menyebar hingga ke organ-organ lain, dan ia baru mengetahuinya setelah mendesak dokter untuk melakukan tes yang dianggap 'tidak perlu'.

Keputusan ini terbukti menjadi penyelamat hidupnya. Alih-alih mendapatkan hasil yang melegakan, ia didiagnosis mengidap kanker ovarium stadium 4B, stadium paling lanjut yang sudah menyebar ke organ-organ lain. Kondisi ini akhirnya memaksa dokter mengangkat tujuh organ dari tubuhnya.

Tubuhnya 'Dipenuhi' Kanker

Bercerita kepada NYPost, Altese-Isidori awalnya tidak pernah memikirkan kesehatan ovariumnya sampai seorang dokter menyarankan sonogram transvaginal rutin setiap enam bulan. Meski dokter lain menganggap tes itu tidak penting karena ia tidak memiliki gejala, Altese-Isidori tetap melakukannya setiap tahun.

Pada Oktober lalu, dokter menemukan kista besar di ovariumnya. Hasil tes darah Ova1 dan tes kedua sebulan kemudian menunjukkan hasil negatif, namun kista itu tetap ada. Karena ukurannya yang besar, dokter menyarankan untuk mengangkat ovariumnya.

Namun, saat di meja operasi, sang dokter terkejut. "Ketika beliau masuk, beliau bisa melihat bahwa saya dipenuhi kanker," kata Altese-Isidori.

Kanker Menyerang 7 Organnnya

Dokter mendiagnosisnya dengan kanker ovarium stadium 4B, yang telah menyebar jauh ke organ-organ lain, termasuk usus besar dan hati. Untuk menyelamatkan nyawanya, dokter bedah Dr Dennis Chi harus melakukan operasi besar.

Dokter mengangkat tujuh organnya: limpa, usus buntu, kantung empedu, rahim, ovarium, tuba falopi, dan lapisan perut. Sebagian hati dan usus besarnya berhasil diselamatkan, namun ia membutuhkan kantung kolostomi.

Setelah 18 hari dirawat di rumah sakit, ia menjalani enam sesi kemoterapi. Meski sempat merasa lelah dan kehilangan rambut, ia tidak mengalami efek terburuk yang ia bayangkan. Dengan semangat yang kuat dan dorongan dari sang dokter, ia perlahan pulih.

Setelah menjalani operasi untuk melepas kantung kolostominya, Altese-Isidori menerima kabar terbaik: hasil tes CA 125, yang mengukur protein kanker ovarium, kembali normal.

"Saya secara teknis sudah sembuh," ujarnya.

Kini, ia mendedikasikan diri untuk meningkatkan kesadaran akan kanker ovarium. Ia mendesak para wanita untuk aktif melakukan skrining dini. Meskipun ia tidak merasakan gejala apa pun, ia mengingatkan bahwa seringkali ada tanda-tanda yang sangat halus, itulah mengapa kanker dijuluki "pembunuh senyap".

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Cerita Wanita Kena Kanker Ovarium Stadium 4, Sudah Menyebar ke 7 Organnya"