Hagia Sophia

04 February 2023

Nyaris 100 Persen Warga Indonesia Miliki Antibodi COVID-19, Ini Kata Pakar

Antibodi masyarakat Indonesia disebut mencapai 99 persen (Foto: Agung Pambudhy)

Pada saat ini Pemerintah sedang terus menjalankan program vaksinasi booster atau dosis ketiga. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan antibodi masyarakat dalam menghadapi virus COVID-19.

Untuk mengabulkan hal itu, vaksin booster pun akhirnya dijadikan salah satu syarat untuk melakukan perjalanan. Mulai dari perjalanan menggunakan kereta, hingga pesawat terbang.

Vaksinasi booster memang begitu meningkatkan antibodi seseorang dalam menghadapi COVID-19. Namun terungkap, orang-orang yang hanya melakukan vaksinasi dosis pertama dan kedua tidak mengalami penurunan.

Hal itu diungkapkan oleh dr Pandu Riono, MPH. ,Ph.D, ahli epidemiologi FKM UI saat melakukan konferensi pers Hasil Survei Serologi SARS COV-2 Nasional di Kantor Kemenkes (3/2). Menurut dr Pandu, orang-orang yang hanya melakukan vaksinasi dosis pertama atau kedua memiliki jumlah antibodi yang tetap.

"Bahkan yang tidak berubah status vaksinasinya, yang vaksinasinya 1 aja nggak berubah nggak mau divaksinasi yang kedua atau yang kedua nggak mau di-booster nggak turun (antibodi)," ujar dr Pandu.

dr Pandu menyebutkan, jika hal itu menunjukkan orang Indonesia memiliki kekebalan imun yang sangat baik. Tak hanya itu saja, hal tersebut lantas membuktikan jika booster tidak perlu dilakukan hingga berulang kali setiap bulan.

"Ya mungkin saja turun sedikit tapi nggak ada signifikansinya masih tinggi. Kita kesimpulannya ternyata untuk masyarakat Indonesia kadar antibodinya tetap tinggi mematahkan bahwa anggapan setiap bulan harus di-booster," sambung dr Pandu.

Walaupun demikian, dr Pandu menambahkan hal tersebut tak berarti membuat setiap orang tidak perlu melakukan vaksinasi booster. Terbukti vaksinasi booster sangat berguna untuk mencegah keterparahan dari gejala COVID-19.

"Oh iya (tetap harus di-booster), karena hasil sero survei terbukti bahwa yang divaksin booster yang paling tinggi (antibodinya)," lanjut dr Pandu.

"Dari hasil analisis, itu mereka yang di-booster angka kematiannya rendah sekali. Ada yang mati mungkin karena kondisi komorbid dan sebagainya," pungkasnya.























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Nyaris 100 Persen Warga RI Punya Antibodi COVID, Pakar Ungkap Kelompok Terkebal"