Hagia Sophia

02 May 2024

Kekawatiran Warga Thailand Hadapi Panas yang Kebangetan, Minum 5 Botol Air Sehari

Ilustrasi suhu panas. (Foto: Getty Images)

Thailand menjadi salah satu negara yang dihadang cuaca panas terik hingga memicu korban heatstroke atau serangan panas. Banyak warga kemudian waswas saat beraktivitas di luar ruangan lantaran korban jiwa imbas heatstroke mencapai 30 orang.

Seperti yang dirasakan Suriyan Wongwan, driver antar makanan di pusat kota Bangkok, Siam Square, itu tampak berkeringat menunggu pesanan makanan yang akan dia antar memakai sepeda motor saat Thailand dilanda gelombang panas.

"Saya takut terkena sengatan panas," kata pria berusia 51 tahun itu kepada AFP ketika suhu mencapai 37 derajat Celcius, dengan kelembapan yang membuat suhu sebenarnya terasa di 43 derajat Celcius.

Sebagian besar wilayah Asia Tenggara sedang berjuang menghadapi gelombang panas dengan masing-masing mencetak rekor suhu tertinggi dan memaksa jutaan anak-anak untuk tinggal di rumah karena sekolah-sekolah ditutup di seluruh wilayah.

Para ahli mengatakan perubahan iklim membuat gelombang panas lebih sering terjadi, lebih lama, dan lebih intens, sementara fenomena El Nino juga menyebabkan cuaca yang sangat hangat tahun ini.

Di antara mereka yang paling terkena dampaknya adalah para pekerja yang berada di luar ruangan sepanjang hari, seperti pengendara sepeda motor yang mengantarkan makanan dan menawarkan tumpangan taksi melalui jalan-jalan padat lalu lintas di Bangkok.

"Perlindungan diri saya adalah dengan minum lebih banyak air, sehingga saya bisa membawa diri dan tidak pingsan," kata Suriyan.

"Dalam cuaca panas seperti ini, aku minum setiap kali aku memarkir motor."

Hal yang tidak jauh berbeda juga dihadapi warga Bangkok lain yakni Isara Sangmol, ojek online. Saat ini dia sampai meminum empat atau lima botol air sehari agar tetap terhidrasi, dua kali lipat dari asupan normalnya.

"Kami perlu tidur yang cukup untuk bekerja, jika tidak, panas akan mempengaruhi tubuh dan kesehatan kami," kata pria berusia 48 tahun itu kepada AFP sambil meneguk air dari gelas.

Ia menunggu pelanggan pada sore hari di stand sepeda motor yang lumayan teduh.

"Jika cuaca terlalu panas bagi saya, saya bisa melepas jaket 'win' berwarna oranye (yang dikenakan oleh tukang ojek) dan masuk ke dalam mal untuk mencari suhu yang lebih baik," katanya.

Ia mengganti pakaiannya dengan kain yang lebih ringan dan lebih menyerap keringat, tetapi mengendarai sepeda motor berarti ia harus mengenakan celana panjang dan sepatu yang sesuai.

Sementara Seksith Prasertpong telah mengantarkan makanan untuk aplikasi Line Man selama dua tahun terakhir dan mengatakan panasnya membuat pekerjaannya menjadi lebih sulit.

"Saya harus lebih sering mencuci muka, pergi ke toilet dan minum air dingin secara teratur," kata pria berusia 38 tahun itu kepada AFP saat istirahat.

Meski cuaca panas mereda di kemudian hari, Seksith mengatakan mengubah jam kerjanya bukanlah suatu pilihan.

"Angka kami rendah. Tapi semakin banyak kami bekerja, semakin banyak penghasilan kami," katanya.

Dia ingin melihat adanya insentif bagi pengendara saat cuaca panas, seperti yang terjadi saat hujan lebat ketika tarif pengiriman dinaikkan.

Suriyan juga berpendapat bahwa tarif harus dinaikkan untuk mencerminkan kesulitan pekerjaan.

"Meski cuaca panas, pengendara seperti saya masih harus bekerja karena butuh uang untuk menjalani kehidupan sehari-hari, apalagi sekarang semuanya semakin mahal," ujarnya.

"Saya rasa tidak ada pilihan lain untuk membantu kami, karena kami harus berada di luar."


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Panasnya Kebangetan, Warga Thailand Waswas Kena Heatstroke-Teguk 5 Botol Air Sehari"