Hagia Sophia

08 June 2024

Untuk Pertama Kalinya Kasus IMS Akibat Jamur Langka Dilaporkan di AS

ilustrasi (Foto: BBC Magazine)

Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh jamur langka telah dilaporkan untuk pertama kalinya di Amerika Serikat (AS). Laporan kasus yang diterbitkan pada hari Rabu di JAMA Dermatology oleh para dokter di NYU Langone Health di New York City, itu muncul ketika para dokter di seluruh dunia mengatakan bahwa mereka semakin kesulitan dalam mengobati infeksi jamur.

"Kami banyak memikirkan tentang resistensi antibakteri, tetapi ini adalah saat yang sangat penting bagi kita untuk memikirkan tentang resistensi antijamur," kata Mahmoud Ghannoum, seorang profesor dermatologi di Fakultas Kedokteran Universitas Case Western Reserve di Cleveland. Dia tidak terlibat dengan laporan baru tersebut, dikutip dari NBC News.

Kasus baru ini melibatkan seorang pria Kota New York berusia 30-an. Pria tersebut dilaporkan melakukan hubungan seks dengan banyak pria selama perjalanan ke Inggris, Yunani, dan California. Sesampainya di rumah, ia mengalami ruam merah dan gatal di kaki, penis, selangkangan, hingga bokong.

Hasil pemeriksaan mengungkapkan pria tanpa disebutkan namanya itu mengidap jamur menular seksual, yang disebut Trichophyton mentagrophytes tipe VII. Kasus infeksi menular seksual akibat jamur adalah pertama kalinya diidentifikasi di AS. Tahun lalu, dokter di Perancis melaporkan 13 kasus serupa. Dua belas dari pasien tersebut adalah laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.

Infeksi yang dialami pria ini merespons pengobatan antijamur standar, namun akhirnya membutuhkan waktu empat setengah bulan untuk sembuh sepenuhnya.

Dia diberi flukonazol selama empat minggu tanpa perbaikan, kemudian terbinafine selama enam minggu dan sekitar delapan minggu tambahan itrakonazol. Semuanya adalah antijamur oral. Pria tersebut juga tidak mengalami infeksi lain yang dapat memperburuk masalahnya.

Dr Avrom Caplan, asisten profesor dermatologi di NYU Grossman School of Medicine dan penulis laporan baru, mengatakan kasus ini harus meningkatkan kesadaran tetapi tidak menimbulkan kekhawatiran di masyarakat umum.

"Tidak ada bukti bahwa hal ini meluas, atau bahwa hal ini merupakan sesuatu yang benar-benar perlu dikhawatirkan oleh masyarakat," katanya.

"Tetapi jika orang mengalami erupsi gatal di area seperti selangkangan, dan tidak kunjung membaik, temui dokter," kata Caplan.

Meski infeksi tersebut kemungkinan besar ditularkan melalui hubungan seksual, namun Caplan menyebut bisa juga pria itu tertular dari sauna yang dikunjungi dua bulan sebelum gejalanya muncul.

Hal ini dikarenakan pria tersebut mengaku pasangan seksualnya tidak menunjukkan tanda-tanda kurap.

Caplan mengatakan ruam tersebut mungkin lebih mirip eksim daripada infeksi kurap yang berbentuk lingkaran. Infeksi ini tidak mengancam jiwa, namun dapat menyebabkan jaringan parut permanen.

Dia sebelumnya mengidentifikasi dua kasus pertama infeksi kurap yang berbeda pada tahun 2023. Infeksi tersebut, yang disebabkan oleh Trichophyton indotineae, tidak dianggap IMS tetapi resisten terhadap obat dan sangat menular.

Sejak itu, tim Caplan di NYU Langone Health telah mengidentifikasi total 11 kasus kurap Trichophyton indotineae pada pria dan wanita di New York City.

Laporan kasus baru ini penting kata Jeremy Gold, ahli epidemiologi medis di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Ia menekankan bahwa dokter harus mempertimbangkan jamur, virus, dan bakteri sebagai penyebab potensial penyakit menular seksual.

"Seringkali, yang terjadi adalah pasien menerima berbagai macam obat antibakteri yang tidak membuat jamur menjadi lebih baik," katanya.

"Dokter harus mengingat hal ini sehingga pasien bisa mendapatkan perawatan yang tepat." katanya yang tidak terlibat dalam laporan kasus baru.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kasus IMS Akibat Jamur Langka Dilaporkan di AS, Pasien Alami Ruam di Penisnya"