Hagia Sophia

21 August 2024

Benarkah BPA Bisa Sebabkan Gangguan pada Reproduksi Wanita?

Foto: Shutterstock

Pembahasan mengenai bahaya paparan Bisphenol A (BPA) terus menyeruak di tengah masyarakat. Salah satu bahaya BPA digadang-gadang berpengaruh pada kesehatan reproduksi wanita, benar kah?

Sebagaimana diketahui, BPA adalah bahan kimia yang sering ditemukan dalam produk plastik, seperti botol minum, wadah makanan, pelapis kaleng, dan galon guna ulang. Ketika galon terpapar panas atau digunakan berulang kali, BPA bisa larut ke dalam air yang Anda minum setiap hari.

Meskipun telah lama digunakan, kekhawatiran mengenai dampak kesehatan dari paparan BPA terus meningkat, terutama terkait kesehatan reproduksi wanita.

Dampak BPA pada Kesehatan Reproduksi

Penelitian menunjukkan BPA dapat berdampak negatif pada kesehatan reproduksi, baik pada pria maupun wanita. Pada pria, BPA dapat memengaruhi kualitas sperma dan menurunkan libido. Sedangkan pada wanita, dampaknya berpengaruh pada kesuburan. Beberapa peneliti juga kerap mengaitkan dampak senyawa BPA pada struktur dan fungsi estrogen.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Ewha Womans University Mokdong Hospital di Korea Selatan, paparan BPA diketahui dapat berhubungan dengan infertilitas dan Diminished Ovarian Reserve (DOR) pada wanita.

Penelitian yang dilakukan pada 307 wanita Korea dalam usia reproduktif ini menunjukkan kelompok dengan paparan BPA tinggi memiliki risiko lebih besar terhadap infertilitas. Adapun Rasio odds (OR) dalam studi ini mencapai 4,248, angka ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara paparan BPA dan gangguan kesuburan.

Lebih lanjut, hasil penelitian ini mengindikasikan BPA mungkin berperan dalam menurunkan cadangan ovarium yang berdampak pada kemampuan wanita untuk hamil. Dampak BPA pada kesuburan ini tentu menjadi perhatian khusus bagi wanita yang berencana memiliki anak, atau bgi mereka yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan keturunan.

BPA dan Risiko Kesehatan Lainnya

Selain memengaruhi kesuburan, paparan senyawa BPA juga dikhawatirkan berperan meningkatkan risiko penyakit lain, seperti kanker serviks dan Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS). Penelitian dalam Journal of Clinical Medicine pada tahun 2022 menunjukkan paparan BPA berhubungan dengan penurunan kadar hormon Anti-Müllerian (AMH) yang merupakan indikator penting dari cadangan ovarium (MDPI).

Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Baluka dan Rumbeiha pada 2016 menyebut BPA dapat memicu terjadinya modifikasi jinak pada ovarium manusia, seperti proliferasi progresif saluran telur, endometriosis, dan hiperplasia endometrium kistik atau kista ovarium.

Kendati begitu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi dampak BPA pada kista ovarium. Namun beberapa temuan di atas membuat para ahli menyarankan wanita mengurangi paparan terhadap BPA.

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi paparan BPA, seperti memilih produk bebas BPA dengan memastikan produk plastik yang Anda gunakan berlabel 'BPA-free'. Terutama untuk wadah makanan dan botol minum.

Anda juga bisa pilih alternatif wadah plastik dengan kaca atau stainless steel, terutama untuk menyimpan makanan panas. Hindari juga penggunaan plastik dengan Kode 3 dan 7 karena jenis plastik dengan kode ini biasanya mengandung BPA, sehingga lebih baik memilih plastik dengan kode lain yang lebih aman.

Dear ladies, dengan menyadari segala risiko dari paparan BPA, Anda bisa mengurangi paparan BPA dalam keseharian demi mencegah dampak yang bisa mengganggu kondisi kesehatan. Yuk pilih langkah tepat demi kesehatan Anda.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "BPA Dapat Menyebabkan Gangguan Reproduksi pada Wanita, Benarkah?"