Hagia Sophia

17 October 2024

Kasus Penyakit ISPA dan Pneumonia pada Anak Meningkat Akibat Kualitas Udara yang Buruk

Ilustrasi polusi di Indonesia (Foto: Khadijah/detikHealth)

Direktur Penyehatan Lingkungan Kesehatan Kemenkes RI dr Anas Ma'ruf mengatakan penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan pneumonia pada anak-anak meningkat pada beberapa tahun terakhir. Salah satu pemicunya adalah kualitas udara Indonesia yang kian memburuk.

"Data menunjukkan kualitas udara atau polusi yang memburuk memang terjadi peningkatan pada penyakit ISPA dan pneumonia anak," ujar dr Anas kepada detikcom di Auditorium BMKG, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2024).

"Dari data BPJS Kesehatan yang kami dapat, kurang lebih Rp 10 triliun telah dibelanjakan pada tahun 2022 untuk penyakit-penyakit terkait dengan respirasi," lanjut dia.

Anas menambahkan, hal ini harus menjadi perhatian masyarakat. Pasalnya, kualitas udara yang buruk ini sangat riskan pada balita dan lansia.

"Memang kelompok paling rentan adalah lansia dan anak-anak. Dalam dua tahun terakhir ini, anak-anak (yang terdampak) usia di bawah lima tahun," katanya.

Selain penyakit-penyakit terkait respirasi, Kemenkes kini sedang melakukan penelitian terkait hubungan antara kualitas udara yang buruk pada penyakit lain seperti masalah kardiovaskular dan kanker.

"Ini butuh waktu untuk diteliti apakah polusi udara yang buruk itu berpengaruh pada penyakit kardiovaskular dan kanker," katanya.

Kemenkes mengajak masyarakat untuk turut serta dalam menjaga kualitas udara Indonesia. Pasalnya, kualitas udara yang baik dapat membantu meningkatkan usia harapan hidup.

"Menurut survei kesehatan Indonesia (SKI) usia harapan hidup kita saat ini 72-73 tahun. Kalau kita terus menerus hidup dengan kualitas udara yang jelek, susah untuk mencapai usia harapan hidup yang panjang," tutupnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bukti Nyata Kualitas Udara RI Buruk, Kasus ISPA pada Anak Mulai 'Ngegas'"