Hagia Sophia

05 October 2024

Kelelahan Bisa Berakhir dengan Kematian, Ini Penjelasannya

Foto: Getty Images/iStockphoto/KatarzynaBialasiewicz

Kelelahan bisa terjadi ketika melakukan aktivitas terlalu banyak. Hanya saja ketika kelelahan tidak diatasi, efeknya bisa serius termasuk meningkatkan risiko kematian.

Dikutip dari Medical News Today, kelelahan atau fatigue merupakan kondisi ketika seseorang merasa lelah, lesu, atau kurang tenaga. Kondisi ini tidak sama dengan sekadar merasa mengantuk biasa.

Terlebih, kondisi ini dapat menjadi tanda umum dari masalah kesehatan di dalam tubuh, baik ringan maupun serius. Karenanya, kelelahan tak boleh dianggap remeh.

Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito A Damay, SpJP(K), MKes, AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC, beberapa waktu lalu menjelaskan kaitannya kelelahan dengan risiko kematian.

Ia menyebut terlalu lelah sebenarnya tidak membuat seseorang meninggal. Menurutnya, kelelahan atau istilah awamnya 'tepar' biasanya hanya bikin seseorang merasa tidak enak badan dan mudah terserang infeksi. Namun bagi mereka yang memiliki kondisi tertentu, kelelahan dapat berujung fatal bahkan kematian.

"Paling sering ya masalah jantung. Apalagi dengan riwayat hipertensi yang merupakan faktor utama serangan jantung," ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (15/2/2024).

dr Vito menjelaskan, orang yang memiliki riwayat hipertensi dan mengalami kelelahan akan memicu akselerasi tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat memicu stroke perdarahan atau serangan jantung.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mengapa Kelelahan Bisa Berujung Kematian? Ini Kemungkinan Pemicunya"