![]() |
| Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/nensuria |
Stres adalah reaksi tubuh yang dapat dialami oleh semua kalangan. Kondisi ini dapat disebabkan berbagai hal, mulai dari tekanan pekerjaan, putus asa, marah, dan gugup.
Gejala stres yang muncul bisa berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya. Hal ini bisa tergantung pada penyebab dan ketahanan tubuh.
Namun, ada beberapa tanda stres yang bisa muncul dan tidak disadari oleh orang-orang. Stres ini juga bisa berkembang menjadi overstress atau stres berlebih.
Menurut American Psychological Association, stres mengacu pada respons fisik dan emosional terhadap pemicu stres. Kondisi ini bisa menyebabkan sensasi fisik, seperti jantung berdebar kencang dan mudah tersinggung.
Sejauh ini, tidak ada cara untuk menghindari stres, karena itu adalah bagian alami dari manusia. Tetapi, semua ini harus diperhatikan saat stres berubah menjadi stres berlebih.
Kondisi stres berlebih ini bisa dianggap sebagai stres kronis. American Psychological Association mengidentifikasi stres kronis sebagai respons fisik dan emosional yang muncul akibat mengalami situasi yang berkelanjutan.
Dikutip dari Very Well Mind, berikut tanda-tanda stres dan stres berlebih yang paling umum dirasakan:
1. Pola Tidur Terganggu
Beberapa orang akan mengalami masalah tidur saat stres berat. Tetapi, stres berlebih dapat menyebabkan insomnia parah, yang berarti seseorang tidak bisa mendapatkan kualitas tidur yang baik.
Penelitian menunjukkan bahwa perempuan, yang memiliki riwayat insomnia dalam keluarga, dan orang-orang yang mengalami stres lingkungan yang parah rentan mengalami gangguan tidur akibat insomnia.
2. Cemas atau Mudah Tersinggung
Stres sangat berkaitan dengan kecemasan. Saat seseorang mengalami stres berlebih, itu dapat memperburuk kecemasan dan menyebabkan berbagai efek samping lainnya, seperti kurang tidur.
Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan perasaan cemas, yang bisa memicu seseorang mudah tersinggung.
3. Sering Sakit Kepala
Stres berlebih dapat berpengaruh pada penyakit fisik, salah satunya sakit kepala. Mereka yang rentan terhadap migrain, mungkin menyadari stres dapat memicu episode migrain yang lebih parah.
4. Masalah Pencernaan
Ternyata stres juga bisa membuat sistem pencernaan terganggu. Usus yang tidak seimbang dapat menyebabkan kondisi seperti sindrom iritasi usus besar.
Jika merasakan lebih banyak masalah pencernaan daripada biasanya, seperti sulit buang air besar, kram perut, nafsu makan meningkat atau menurun, hingga mual segera periksakan ke dokter.
5. Detak Jantung Meningkat
Jika pernah mengalami stres berat sebelumnya, kemungkinan tidak asing dengan jantung yang berdebar kencang. Tetapi, detak jantung sebenarnya tidak meningkat secara eksponensial.
Menurut studi, saat terlalu stres seseorang mungkin merasa jantung berdebar kencang, padahal dalam kondisi normal. Ini adalah salahh satu dari banyak truk yang dimainkan pikiran seseorang saat terlalu stres.
Meski begitu, stres yang berlebihan memang dapat mempengaruhi jantung.
6. Munculnya Jerawat
Perubahan internal yang disebabkan oleh stres berlebih pada tubuh dapat mengakibatkan jerawat, yang kemudian menciptakan lebih banyak stres dan memperburuk kondisi kulit. Pendekatan yang disarankan untuk mengatasi jerawat akibat stres berlebihan adalah dengan berkonsultasi pada dokter kulit, serta profesional kesehatan mental.
7. Sistem Kekebalan Tubuh Menurun
Saat stres meningkat, tubuh yang kehujanan mungkin akan merasa tenggorokan gatal. Selain itu, seseorang bisa saja mengalami penyakit parah saat hidup menghantam dengan keras, dan itu ada alasannya.
Stres menyerang sistem kekebalan tubuh yang membuat seseorang lebih rentan tertular penyakit umum. Secara simbolis, seseorang dapat menganggapnya sebagai tubuh yang meminta untuk memperlambat laju di tengah stres berlebih.
8. Nyeri Kronis
Sebuah studi menemukan 20 hingga 30 persen orang dewasa mengalami nyeri kronis. Angka ini hampir seperempat hingga sepertiga populasi berjuang dengan kenyamanan fisik yang berulang.
Seiring berkembangnya penelitian tentang topik ini, ditemukan bahwa stres dan kondisi seperti depresi dan gangguan stres pascatrauma (PTSD) dapat berkontribusi pada prevalensi nyeri kronis.
9. Gairah Seksual Menurun
Stres berlebihan dapat merusak hubungan, baik platonis, profesional, maupun romantis. Saat stres, tubuh akan melepaskan hormon stres, khususnya kortisol dan epinefrin yang menjadi bagian dari respons alami tubuh.
Namun, tubuh juga harus menarik sumber daya dari suatu tempat untuk menghasilkan hormon stres ekstra tersebut secara teratur. Hal itu akan membuat tubuh menguras hormon seks untuk meningkatkan produksi hormon stres, yang menyebabkan penurunan gairah seks.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tanda-tanda yang Muncul di Tubuh saat Merasa Stres, Nggak Cuma Jerawatan"
