Hagia Sophia

01 August 2024

Remaja Asal India Berhasil Selamat dari Amoeba Pemakan Otak

Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/sutthiphorn phanchart

Seorang remaja di India menjadi salah satu orang yang berhasil selamat dari 'amoeba pemakan otak' langka. Kondisi ini dialami Afnan Jasim yang berusia 14 tahun.

Kejadian ini diduga berawal setelah Afnan berenang di kolam lokal di distrik Kozhikode pada bulan Juni. Sekitar lima hari kemudian, Afnan mulai menunjukkan beberapa gejala.

Ia mengalami kejang dan mulai mengeluh sakit kepala parah. Orang tuanya langsung membawa Afnan ke dokter, tetapi gejala yang dialaminya tidak kunjung membaik.

Beruntung, ayahnya MK Siddiqui (46) sigap untuk menghubungkan gejala yang dialami putranya dengan sesuatu yang ia baca di media sosial soal amoeba pemakan otak yang mematikan itu.

"Saya membaca sesuatu tentang kejang yang disebabkan oleh infeksi. Begitu Afnan mengalami kejang, saya segera membawanya ke rumah sakit setempat," kata Siddiqui yang dikutip dari BBC.

Ketika kejang Afnan tidak berhenti, Siddiqui membawanya ke rumah sakit lain karena rumah sakit sebelumnya tidak memiliki ahli saraf. Akhirnya, mereka pergi ke Rumah Sakit Baby Memorial di Kozhikode, tempat anak laki-laki itu dirawat oleh Dr Abdul Rauf, seorang dokter spesialis anak di unit perawatan intensif.

Dokternya mengatakan bahwa amoeba pemakan otak, yakni Naegleria fowleri, kemungkinan masuk ke tubuh Afnan dari air yang telah terkontaminasi. Hal ini menyebabkan terjadinya Meningoensefalitis Amuba Primer (PAM).

"Penyakit itu didiagnosis dalam waktu 24 jam setelah timbulnya gejala," terang Dr Rauf.

Dr Rauf memuji Siddiqui yang sigap dan memberitahu bahwa putranya sempat berenang di kolam setempat, serta gejala yang muncul yang tentunya membantu mereka mendiagnosis.

Amoeba diketahui masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran hidung dan berjalan melalui lempeng cribriform, yang terletak di dasar tengkorak dan menyalurkan saraf penciuman untuk mengaktifkan indra penciuman, untuk mencapai otak.

"Parasit itu kemudian melepaskan berbagai bahan kimia dan menghancurkan otak," kata Dr Rauf.

Sebagian besar pasien meninggal karena tekanan intrakranial yang disebabkan oleh cairan di dalam tengkorak dan pada jaringan otak. Ia menambahkan bahwa amuba itu ditemukan di danau air tawar, terutama di air yang hangat.

Dokter melakukan tes pada Afnan untuk membantu mendeteksi keberadaan amoeba dalam cairan serebrospinalnya. Amoeba itu ditemukan di otak dan sumsum tulang belakangnya.

Untuk mengobatinya, dokter memberikan kombinasi obat antimikroba melalui suntikan di tulang belakangnya. Selain itu, dokter juga memberikan miltefosin, obat yang diimpor pemerintah negara bagian dari Jerman yang digunakan untuk penyakit langka.

"Pada hari pertama, pasien tidak terlalu sadar karena kejang. Namun dalam tiga hari, kondisi Afnan mulai membaik," beber Dr Rauf.

Seminggu kemudian, dokter mengulang tes dan tidak lagi menemukan amoeba di tubuh Afnan. Namun, ia diharuskan minum obat selama sebulan selama masa pemulihannya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bocah 14 Tahun Berhasil Lolos dari Maut usai Terinfeksi Amoeba Pemakan Otak"