Hagia Sophia

28 March 2025

Indonesia Masih Diposisi 2 Terbanyak di Dunia Kasus TBC

Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Liliia Lysenko)

Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) melaporkan bahwa kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia masih sangat tinggi. Indonesia masih menjadi negara dengan estimasi kasus dan kematian tertinggi kedua di dunia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr Ina Agustina Isturini, MKM mengatakan bahwa penyakit TBC ini masih menjadi masalah global. Di tahun 2023 sendiri diperkirakan 10,8 juta orang sakit TB dengan 1 juta kematian.

"Kita (Indonesia) merupakan ranking dua, dengan jumlah kasus lebih dari satu juta dan angka kematian diperkirakan sekitar 125 ribu. Kalau dihitung-hitung setiap jamnya ada 14 orang meninggal karena TB," kata dr Ina dalam temu media daring Hari TB Sedunia, Senin (24/3/2025).

Berikut adalah negara-negara dengan kasus TBC terbanyak di dunia.
  1. India - 2.800.000 kasus dengan 315.000 kematian
  2. Indonesia - 1.090.000 kasus dengan 125.000 kematian
  3. China - 741.000 kasus dengan 25.000 kematian
  4. Filipina - 739.000 kasus dengan 37.000 kematian
  5. Pakistan - 686.000 kasus dengan 47.000 kematian
  6. Nigeria - 499.000 kasus dengan 64.000 kematian
  7. Bangladesh - 379.000 kasus dengan 44.000 kematian
  8. Congo - 334.000 kasus dengan 38.000 kematian
  9. Myanmar - 302.000 kasus dengan 44.000 kematian
  10. Afrika Selatan - 270.000 kasus dengan 25.000 kematian
"Ada sekitar tujuh provinsi yang angka TB-nya sangat tinggi. Kalau yang cokelat tua (tertinggi) ini ada di Jawa, kecuali DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) kemudian di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan," kata dr Ina.

Di wilayah-wilayah tersebut, dr Ina mengatakan bahwa Kemenkes memperkirakan ada sekitar 40 ribu hingga 230 ribu kasus TBC.

"Data sampai awal bulan Maret 2025, kami sudah menemukan kasus sekitar 81 persen, atau 889.133 kasus," kata dr Ina.

"Kalau kita lihat setiap tahunnya ada peningkatan upaya penemuan-penemuan kasus. Lalu untuk kasus yang diobati juga mengalami peningkatan, sampai tahun ini sudah 90 persen (802.228 kasus)," sambungnya.

Dalam upaya menekan kasus TBC di Indonesia, Kemenkes mengakui masih menemukan hambatan.

"Adanya under dan delay reporting, jadi kasusnya ada, pasiennya ada tapi tidak terlaporkan. Kalaupun terlaporkan itu tertunda satu sampai enam bulan," kata dr Ina.

"Lalu terlambat atau tidak terdiagnosis, ini bisa karena pengetahuan nakes-nya atau dalam mengakses alat diagnostiknya. Serta investigasi kontak belum optimal, ini membutuhkan peran dari puskesmas dan kader-kader," tutupnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Miris, Indonesia Masih Peringkat Ke-2 Kasus TBC Terbanyak di Dunia"