Hagia Sophia

22 August 2025

Awalnya Dikira Flu Biasa, Ternyata Pengemudi Truk Ini Kena Tumor Otak

Foto ilustrasi: thinkstock

Seorang pria pengemudi truk awalnya mengira terkena flu atau COVID-19. Namun, kenyataannya jauh lebih buruk dari itu.

Pria bernama Kieran Shingler itu mulai mengalami gejala, seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek pada 2022. Setelah dinyatakan negatif COVID-19, Kieran dan kekasihnya, Abbie Henstock, hanya menganggap itu sebagai flu biasa.

Sayangnya, seiring berjalannya waktu, kondisi pria 26 tahun itu semakin memburuk. Ia mulai tidak bisa menelan makanan.

Dokter umum yang menanganinya menyarankan Kieran untuk pergi ke Rumah Sakit Warrington di Cheshire karena mengira terkena meningitis. Namun, hasil CT scan menunjukkan massa di bagian otak.

Kieran kemudian dipindahkan ke Walton Centre di Liverpool, tempat ia menjalani empat prosedur, termasuk biopsi. Hasilnya terungkap ia terkena astrositoma derajat tiga, tumor yang tumbuh dengan cepat.

Selama perawatan, Kieran menjalani radioterapi dan kemoterapi yang bertujuan untuk mengecilkan tumor. Ia sangat terpukul setelah tahu dari CT scan terbaru bahwa tumor tersebut mulai tumbuh lagi.

"Ketika saya didiagnosis mengidap tumor otak, saya takut, marah, dan selalu bertanya-tanya kenapa ini bisa terjadi," tuturnya yang dikutip dari Express UK, Selasa (19/8/2025).

Akibat kondisi itu, Kieran divonis hanya bisa bertahan hidup selama 12 bulan atau setahun lagi. Mengetahui itu, ia dan kekasihnya mendirikan penggalangan dana untuk pengobatan Kieran.

Kieran, keluarga, dan teman-temannya telah mengumpulkan lebih dari £52 ribu atau sekitar 984 juta rupiah untuk berbagai badan amal tumor otak, termasuk Brain Tumour Charity, dan untuk mendanai berbagai terapi di rumah, seperti mesin oksigen dan lampu merah.

Menyoal Astrositoma Derajat 3

Dikutip dari Cleveland Clinic, astrositoma derajat tiga (astrositoma anaplastik) adalah tumor otak yang tumbuh cepat dan terdiri dari sel-sel astrosit. Itu adalah sel berbentuk bintang di otak dan sumsum tulang belakang yang menopang dan melindungi neuron atau sel saraf.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan ulang astrositoma anaplastik sebagai 'astrositoma derajat tiga'. Klasifikasi ulang ini membantu memperjelas tumor untuk tujuan diagnostik.

Sebagai tumor derajat 3, klasifikasi ini berarti tumor ini tumbuh lebih cepat dan lebih agresif daripada derajat 1 dan 2. Meskipun kurang umum, tumor ini dapat menyebar ke jaringan otak di sekitarnya dari tempat tumor mulai tumbuh. Tumor ini juga dikenal sebagai astrositoma ganas (kanker) atau derajat tinggi.

Astrositoma adalah subtipe glioma, yang mencakup beberapa jenis tumor lain, termasuk astrositoma, ependimoma, dan oligodendroglioma. Meskipun tumor ini lebih parah daripada jenis astrositoma lainnya, tumor ini dapat diobati dengan pembedahan, diikuti dengan uji klinis, radiasi, dan kemoterapi.

Gejala Astrositoma Derajat 3

Gejala astrositoma derajat 3 bervariasi berdasarkan ukuran dan lokasi tumor, tetapi dapat meliputi:
  • Sakit kepala.
  • Mengantuk atau lesu.
  • Muntah.
  • Perubahan kepribadian.
  • Perubahan penglihatan.
  • Kesulitan koordinasi.
  • Kelemahan pada lengan dan kaki.
  • Kejang.
Gejala tambahan dapat terjadi jika tumor berada di bagian tertentu di otak. Misalnya, mungkin mengalami masalah ingatan jika tumor berada di lobus frontal atau kesulitan berkomunikasi jika tumor berada di lobus parietal.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dikira Flu Biasa, Ternyata Pria Ini Kena Tumor Otak"