Hagia Sophia

04 September 2025

WHO Tetapkan Bencana Kelaparan di Gaza

Gaza hadapi bencana kelaparan. (Foto: REUTERS/Hatem Khaled)

Kelaparan (famine) secara resmi telah dikonfirmasi melanda Gaza untuk pertama kalinya. Menurut analisis terbaru Integrated Food Security Phase Classification (IPC), lebih dari setengah juta orang di Gaza kini terjebak dalam kondisi kelaparan yang ditandai dengan meluasnya kelaparan ekstrem, kemiskinan, dan kematian yang seharusnya bisa dicegah.

Kondisi kelaparan ini diproyeksikan akan menyebar dari Gaza Governorate ke Deir Al Balah dan Khan Younis dalam beberapa minggu mendatang. Berbagai lembaga PBB seperti FAO, UNICEF, WFP, dan WHO secara konsisten menyoroti urgensi respons kemanusiaan skala penuh dan segera untuk mencegah kematian terkait kelaparan yang terus meningkat.

Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, menyebut bahwa kelaparan ini adalah buatan manusia (man-made).

"Dunia telah menunggu terlalu lama, menyaksikan kematian tragis yang tidak perlu dari kelaparan buatan manusia ini. Gizi buruk yang meluas berarti bahkan penyakit umum dan ringan seperti diare menjadi fatal, terutama bagi anak-anak," ucap dia dikutip dari laman resmi WHO.

Mayoritas Penduduk Hadapi Krisis Pangan

Hampir dua tahun konflik, perpindahan paksa, dan pembatasan ketat pada akses bantuan telah mendorong penduduk Gaza ke ambang kelaparan. Akses terhadap makanan sangat terbatas, dan banyak orang, terutama orang dewasa, sengaja tidak makan agar anak-anak mereka bisa makan.

Pada akhir September, lebih dari 640.000 orang akan menghadapi tingkat kerawanan pangan Bencana (IPC Fase 5) di Jalur Gaza.

Tambahan 1,14 juta orang akan berada dalam kondisi Darurat (IPC Fase 4).

Sebanyak 396.000 orang lainnya dalam kondisi Krisis (IPC Fase 3).

Dampak Fatal pada Anak-anak dan Wanita

Gizi buruk di kalangan anak-anak Gaza meningkat dengan cepat dan sangat fatal. Pada bulan Juli saja, lebih dari 12.000 anak didiagnosis menderita malnutrisi akut, angka bulanan tertinggi yang pernah tercatat. Bahkan, hampir seperempat dari anak-anak ini mengalami malnutrisi akut parah (SAM), bentuk paling mematikan.

Angka ini diprediksi akan terus memburuk. Jumlah anak yang berisiko tinggi meninggal akibat malnutrisi akan melonjak tiga kali lipat, dari 14.100 menjadi 43.400 anak pada pertengahan 2026.

Hal serupa juga menimpa ibu hamil dan menyusui, dengan perkiraan kasus naik dari 17.000 menjadi 55.000 pada periode yang sama. Dampaknya sudah terlihat, di mana satu dari lima bayi lahir prematur atau dengan berat badan kurang.

"Peringatan kelaparan sudah jelas selama berbulan-bulan," kata Cindy McCain, Direktur Eksekutif WFP.

"Yang dibutuhkan sekarang adalah gelombang bantuan, kondisi yang lebih aman, dan sistem distribusi yang terbukti untuk menjangkau mereka yang paling membutuhkan, di mana pun mereka berada," tandasnya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "WHO Deklarasi Bencana Kelaparan di Gaza, Separah Ini Kondisi Warganya"