Hagia Sophia

27 October 2025

Begini Proses Pengambilan Air Pegunungan sebagai Sumber AMDK

Foto: Dok. Istimewa

Air pegunungan kerap dijadikan klaim utama industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Bagi sebagian orang, banyak yang menafsirkan air pegunungan itu langsung diambil dari sumber mata air permukaan yang ada di pegunungan.

Hal ini juga ditafsirkan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi (KDM) saat kunjungannya ke pabrik Aqua di Subang beberapa waktu lalu. Pada kesempatan itu, Dedi menanyakan apakah air yang digunakan berasal dari sungai atau mata air permukaan.

"Saya sempat mengira bahwa Aqua memanfaatkan air mata air pegunungan sebagaimana yang sering digambarkan dalam iklan. Namun kenyataannya berbeda. Artinya di dalam pikiran saya bahwa airnya adalah air mata air. Karena namanya air pegunungan kan? Tapi kenapa dibor," ujar KDM.

Pakar Hidrogeologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Lambok M Hutasoit menjelaskan yang dimaksud air pegunungan yang digunakan industri AMDK itu bukanlah langsung dari mata air yang muncul di permukaan daerah pegunungan.

Menurut Prof Lambok, sumber air pegunungan itu berada dalam sistem akuifer yang dihasilkan dari proses alami di pegunungan, yaitu hujan yang meresap ke dalam tanah, lalu mengalir ke sumber air dan diambil dari akuifer bawah tanah di pegunungan.

Dia menegaskan ada alasan ilmiah mengapa industri besar memilih sumber air dari pegunungan dibanding air tanah biasa. Menurutnya, tidak semua air tanah aman untuk dikonsumsi meski air tanah sering mengandung mineral.

"Salah satunya ada Kromium VI yang sangat beracun. Jadi, tidak sembarangan menggunakan air tanah untuk air minum," ujar Prof Lambok, dalam keterangan tertulis, Kamis (23/10/2025).

"Harus dianalisis kimianya terlebih dahulu," sambungnya.

Selain kandungan kimia, kualitas air juga sangat bergantung pada lapisan batuan. Dari berbagai jenis batuan, yang dianggap baik sebagai sumber air adalah batu pasir, kapur, dan gamping. Sementara itu, batu lumpur dinilai kurang baik karena mudah tercemar.

"Batuan yang mengandung air bisa ditemukan di kedalaman dangkal maupun dalam. Tapi yang dangkal biasanya lebih rawan kontaminasi, baik dari toilet, selokan, maupun limbah lain," pungkasnya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pakar ITB Ungkap Fakta Ilmiah Air Pegunungan sebagai Sumber AMDK"