![]() |
| Foto: Getty Images |
Singapura tengah mengalami lonjakan kasus flu yang datang lebih awal dari biasanya, beberapa bulan sebelum musim flu yang umumnya terjadi antara Desember hingga Maret.
Menurut data dari Badan Penyakit Menular (Communicable Diseases Agency/CDA), jumlah pasien yang terkonfirmasi positif influenza meningkat tajam sejak pekan terakhir Agustus. Sekitar 30 persen sampel yang diuji pada 24 hingga 30 Agustus menunjukkan hasil positif, dan angkanya meningkat hingga 40 persen pada akhir September.
Data CDA juga menunjukkan puncak kasus flu tahun ini sekitar 20 persen lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Otoritas kesehatan menilai peningkatan infeksi flu musiman telah terlihat sejak pertengahan Agustus dan masih bertahan hingga kini.
Strain flu yang paling banyak beredar saat ini adalah H3N2, salah satu subtipe dari Influenza A yang umum menyebabkan flu musiman.
Klinik Padat Pasien
Beberapa klinik di Singapura melaporkan peningkatan jumlah pasien dengan gejala flu dalam beberapa minggu terakhir.
Dr Lim Kim Show, Direktur Medis Life Family Clinic, mengatakan jumlah pasien positif flu di kliniknya naik 10 hingga 12 persen. Sebagian besar pasien mengalami demam dan gejala saluran pernapasan atas, tetapi batuk mereka tidak tergolong parah. Ia menambahkan, pasien umumnya merespons baik terhadap pengobatan antivirus seperti Tamiflu.
Dr Lim menjelaskan bahwa peningkatan kasus kali ini tergolong di luar musim flu untuk Singapura, yang biasanya terjadi antara akhir November hingga pertengahan Januari, sejalan dengan musim dingin di belahan bumi utara dan meningkatnya aktivitas perjalanan internasional.
Ia juga mencatat banyak kasus baru melibatkan anak muda yang baru kembali dari luar negeri, dan sebagian menularkan flu tersebut kepada anggota keluarga di rumah.
Lonjakan di Sejumlah Negara
Kenaikan kasus di Singapura disebut sejalan dengan pola serupa di kawasan Asia.
Jepang telah memasuki musim flu lima pekan lebih awal dari biasanya, menurut pengumuman Kementerian Kesehatan setempat pada 3 Oktober. Para ahli di sana menilai, lonjakan ini dipicu oleh rekor jumlah wisatawan yang datang ke Jepang.
Selain faktor perjalanan, para pakar juga menilai perubahan iklim dan minimnya paparan sebelumnya terhadap strain H3N2 berkontribusi terhadap lonjakan awal ini. Orang yang belum pernah terpapar strain tersebut lebih rentan terinfeksi, karena sistem kekebalannya belum membentuk antibodi spesifik untuk melawan virus.
CDA juga melaporkan Malaysia mengalami peningkatan kasus serupa, dengan sekitar 6.000 pelajar terinfeksi hingga menyebabkan beberapa sekolah harus ditutup sementara demi keamanan.
Meski infeksi datang lebih awal, para ahli menegaskan Singapura tidak sedang menghadapi varian pandemi, dan sistem kesehatan negara tersebut siap menangani situasi ini.
Associate Professor Lim Poh Lian, Direktur Program Penyakit Menular CDA, menyatakan tidak ada tanda bahwa infeksi kali ini lebih berat dari biasanya, baik di Singapura maupun di kawasan sekitarnya. Pihaknya akan terus memantau perkembangan dengan ketat.
Dr Loh Jiashen, spesialis penyakit menular di Farrer Park Hospital, menambahkan bahwa sistem layanan primer di Singapura sudah memiliki mekanisme pemantauan yang kuat untuk mencegah penyebaran lebih luas.
"Saat gelombang flu baru menyebar di masyarakat, makin banyak orang yang akan membentuk kekebalan alami, dan pada akhirnya wabah ini akan mereda," ujarnya, dikutip dari CNA.
Walau rumah sakit melaporkan kenaikan jumlah pasien, Dr Loh memastikan angka kematian tidak meningkat. Ia memperkirakan lonjakan ini akan mereda di akhir tahun, bahkan kemungkinan berakhir lebih cepat dari musim biasanya, sebelum Maret.
CDA mengimbau masyarakat, terutama lansia dan pengidap penyakit kronis, untuk selalu memperbarui vaksin flu dan menjaga kebersihan diri, terutama saat bepergian.
Mereka yang mengalami gejala pernapasan ringan disarankan tetap di rumah hingga pulih. Jika harus keluar rumah, gunakan masker, hindari keramaian, dan batasi kontak dengan kelompok rentan.
CDA juga mengingatkan agar siapa pun yang mengalami gejala berat, berkepanjangan, atau makin parah, segera memeriksakan diri ke dokter.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kasus Flu Juga Ngegas di Singapura, Warga Padati Klinik Keluhkan Gejala Ini"
