Hagia Sophia

23 May 2024

Berbagai Fakta Tentang Turbulensi Seperti yang Terjadi dalam Penerbangan SQ

Foto: (iStock)

Kematian seorang penumpang asal Inggris dan puluhan lainnya cedera dalam penerbangan Singapore Airlines dari London menguak potensi bahaya turbulensi. Turbulensi memang kadang membuat penumpang overthinking dan cemas.Apa yang menyebabkan turbulensi, seberapa besar risiko yang ditimbulkan dan apa krisis iklim memperburuknya? Dikutip detikINET dari Guardian, berikut sebagian fakta mengenai turbulensi:

Seberapa banyak korban jiwa?

Penumpang pesawat seharusnya tenang karena turbulensi hampir tak pernah membahayakan nyawa, apalagi menjatuhkan pesawat. Pada penerbangan internasional, kematian yang disebabkan langsung oleh turbulensi amat jarang terjadi. Pilot biasanya dapat memberi peringatan dini terhadap sebagian besar jenis turbulensi dan memastikan semua penumpang memakai sabuk pengaman.

Pada pesawat lebih kecil, cedera serius atau kematian lebih sering terjadi. Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS mencatat lebih dari 100 cedera dan puluhan kematian dalam waktu satu dekade pada penerbangan domestik, meskipun kematian sebagian besar terjadi ketika pesawat itu jatuh.

Pada pesawat lebih besar, turbulensi berisiko menyebabkan cedera kepala atau cedera lainnya pada penumpang yang dapat terlempar jika tidak memakai sabuk pengaman. Bisa juga mereka tertimpa puing-puing yang beterbangan. Kru pesawat lebih berisiko cedera.

Penyebab turbulensi

Secara umum, turbulensi disebabkan pertemuan udara pada temperatur, tekanan atau kecepatan yang berbeda, di mana pola angin yang berbeda saling bertabrakan, seperti perahu yang tiba-tiba menghadapi perairan berombak.

Walau beberapa kondisi cuaca dan geografis, seperti badai petir, barisan pegunungan, dan munculnya awan tertentu bisa menandakan turbulensi, ada juga 'turbulensi udara jernih' yang dapat mengejutkan pilot lantaran terjadi tanpa peringatan.

Stuart Fox, direktur operasi penerbangan di Iata, menyebut prakiraan cuaca dapat menunjukkan kemungkinan lebih tinggi terjadinya turbulensi udara jernih. "Tapi Anda tak bisa melihatnya. Kekuatan dan arah aliran udara dapat berubah cepat, dan prakiraan hanya dapat menunjukkan kemungkinannya," cetusnya. Turbulensi semacam itu dapat membuat pesawat keluar jalur atau kehilangan ketinggian dengan cepat.

Namun meski wilayah seperti Teluk Benggala terkenal dengan turbulensinya, pilihan pilot mungkin terbatas. Marco Chan, dosen penerbangan Buckinghamshire New University mengatakan insiden Singapore Airlines terjadi di zona konvergensi antartropis, di mana badai petir sering terjadi. Badai petir ditampilkan jelas pada tampilan navigasi, tapi tak mungkin sepenuhnya menghindarinya karena badai tersebut dapat membentang sangat luas.

Apa krisis iklim memperburuk turbulensi?

Ya, menurut setidaknya satu penelitian. Para ilmuwan di Universitas Reading mengatakan penelitian mereka menunjukkan suhu yang lebih tinggi akibat krisis iklim menyebabkan peningkatan turbulensi yang signifikan di seluruh penerbangan transatlantik.

Insiden turbulensi parah meningkat sebesar 55% antara tahun 1979 dan 2020, menurut temuan mereka, karena perubahan kecepatan angin di ketinggian.

Prof Paul Williams, salah satu penulis penelitian tersebut, mengatakan riset tersebut menunjukkan bahwa zaman langit lebih bergejolak telah tiba. Menurutnya, industri penerbangan perlu berinvestasi dalam sistem yang lebih baik untuk memperkirakan dan mendeteksi turbulensi.

Apa penumpang pesawat perlu cemas?

Peristiwa turbulensi tentu mengkhawatirkan, namun risiko cedera parah pada penumpang atau lebih buruk lagi tidak terjadi pada pesawat komersial besar, hingga peristiwa tragis pada Singapore Airlines kemarin. Korban terakhir yang dikonfirmasi akibat turbulensi adalah tahun 1997, di penerbangan United Airlines dari Tokyo ke Honolulu.

"Sebagian besar maskapai penerbangan menyarankan penumpang untuk mengenakan sabuk pengaman selama penerbangan, dan saya pikir itu adalah saran yang bagus," kata Fox untuk keamanan penumpang.


























Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Serba Serbi Turbulensi Pesawat yang Bikin Penumpang Overthinking"