Hagia Sophia

23 May 2024

Akibat Turbulensi Parah, Penumpang Singapore Airlines Meninggal Diduga Karena Serangan Jantung

Pesawat Singapore Airlines. (Foto: PASCAL PAVANI/AFP)

Seorang penumpang tewas dan sejumlah lainnya luka-luka, beberapa di antaranya kritis, setelah penerbangan Singapore Airlines (SIA) dari London ke Singapura mengalami turbulensi parah. Pesawat SQ321, yang meninggalkan Bandara Heathrow London pada pukul 22.38 waktu setempat pada Senin (20/5/2024), harus melakukan pendaratan darurat di Bangkok.

Manajer umum Bandara Suvarnabhumi, Kittipong Kittikachorn mengatakan seorang pria Inggris berusia 73 tahun meninggal dalam insiden tersebut. Kemungkinan besar penyebab meninggalnya dipicu serangan jantung.

"Tujuh orang terluka parah dan luka di kepala, namun orang-orang tetap tenang saat mereka digiring keluar dari pesawat," kata Kittikachorn dalam konferensi pers dikutip dari Reuters.

Sebanyak tujuh penumpang mengalami luka berat, dan 23 penumpang serta sembilan awak mengalami luka sedang. Enam belas orang dengan luka ringan menerima perawatan di rumah sakit dan 14 orang dirawat di bandara

Pihak Singapore Airlines (SIA) mengatakan pesawat Boeing 777-300ER tersebut membawa 211 penumpang dan 18 awak kabin.

SIA mengatakan di atas Cekungan Irrawaddy di Myanmar pada ketinggian 37.000 kaki, pesawat mengalami "turbulensi ekstrem yang tiba-tiba". Ini terjadi 10 jam setelah keberangkatan dari Heathrow. Pilot kemudian mengumumkan keadaan darurat medis dan mengalihkan pesawat ke Bangkok, lalu mendarat di Bandara Suvarnabhumi pada pukul 15.45 waktu setempat.

"Kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat di Thailand untuk memberikan bantuan medis yang diperlukan, dan mengirimkan tim ke Bangkok untuk memberikan bantuan tambahan yang diperlukan," kata SIA.

Kebanyakan orang mengasosiasikan turbulensi dengan badai besar, namun jenis yang paling berbahaya adalah turbulensi udara jernih atau clear air turbulence. Pergeseran angin dapat terjadi di awan cirrus tipis atau bahkan di udara cerah dekat badai petir, karena perbedaan suhu dan tekanan menciptakan arus kuat di udara yang bergerak cepat.

"Cedera akibat turbulensi parah relatif jarang terjadi pada jutaan penerbangan yang dioperasikan," kata pakar penerbangan John Strickland kepada BBC.

"Namun, turbulensi yang parah bisa menjadi dramatis dan menyebabkan cedera parah atau sayangnya dalam kasus ini menyebabkan kematian."


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Penyebab Kematian Penumpang Singapore Airlines Diduga Akibat Serangan Jantung"